tirto.id - Menjelang Lebaran 2018, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita memastikan dirinya dan jajaran pejabat eselon I Kementerian Perdagangan bakal memantau langsung harga bahan baku. Menurut Enggartiasto, pemerintah telah berupaya agar stok bahan baku dapat tercukupi hingga beberapa bulan ke depan.
“Seluruh provinsi sampai kabupaten/kota, stoknya cukup sampai tiga bulan ke depan. Sekarang ini saya minta [stok cukup] sampai dengan Desember [2018],” kata Enggartiasto di Kantor Ombudsman Republik Indonesia, Jakarta pada Senin (4/6/2018).
Secara khusus, Enggartiasto pun menyoroti soal stok beras di pasar tradisional. Ia mengaku telah meminta kepada seluruh pedagang beras di pasar untuk menjualnya sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah. “Kalau tidak ada beras, kami siapkan berasnya, yaitu melalui Bulog,” ujar Enggartiasto.
Selain memastikan ketersediaan stok, Enggartiasto juga mengatakan bahwa pemerintah akan mengontrol harga bahan baku di pasaran. Untuk beras sendiri, Enggartiasto mengklaim bahwa rata-rata pedagang telah menjual beras di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp9.450,00 per kilogram.
Pemerintah sendiri tengah mewacanakan penurunan HET beras. Dalam keterangan resminya pada Jumat 1 Juni lalu, Enggartiasto berencana akan menurunkan HET beras menjadi sebesar Rp8.900,00 per kilogram.
Saat disinggung mengenai hal itu, Enggartiasto tidak menampiknya. Namun dirinya mengatakan bahwa rencana tersebut masih harus dibicarakan lebih lanjut. “Nanti kami bicarakan lagi. Tapi untuk sekarang, hari ini belum. Untuk zonasi sendiri masih, karena adanya perbedaan transportasi,” ungkap Enggartiasto.
Selain beras, pemerintah pun turut mengantisipasi harga sejumlah bahan baku lain seperti gula, telur, daging sapi, dan daging ayam. Untuk gula, telur, dan daging sapi misalnya, Enggartiasto mengklaim harganya di pasaran sudah sesuai dan bahkan berada di bawah harga acuan. Sementara untuk harga daging ayam, meskipun mengalami penurunan, belum sesuai dengan harga acuan.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yuliana Ratnasari