tirto.id - Pada saat pandemi, kebanyakan aktivitas dilakukan dari dalam rumah atau ruang tertutup untuk menjaga keamanan diri, terutama dalam meminimalisasi penularan virus. Namun ternyata, selain penularan penyakit, berkegiatan di rumah tak sepenuhnya aman bagi kita. Menurut Kemenkes, angka kecelakaan domestik atau rumah tangga justru menempati posisi kedua setelah di jalan raya. Beberapa kecelakaan yang biasa terjadi di dalam rumah antara lain adalah luka bakar, tersayat pisau, dan terkilir.
Cedera memang bisa terjadi kapan dan di mana saja, maka siapa pun perlu bersiap mengatasi situasi darurat. Cara mengatasi situasi darurat tersebut adalah dengan memahami serta mempraktikkan keterampilan pertolongan pertama (first aid).
Pertolongan pertama tercatat di sejarah pertama kali sekitar tahun 500 SM, terutama dalam kaitannya dengan peperangan, di mana penanganan kasus traumatis dan medis diperlukan dalam jumlah yang sangat besar. Perban luka pertempuran bisa dilihat pada tembikar Yunani Kuno, perumpamaan Orang Samaria yang baik hati juga sudah terkenal mencakup referensi tentang kemampuan membalut dan mengobati luka. Kemampuan first aid ini terus berkembang dan diturunkan dari generasi ke generasi.
Itulah kenapa topik-topik pertolongan pertama sangat penting dipelajari, salah satunya, panduan singkat pertolongan pertama yang kerap ditemui dalam keseharian berikut ini.
Tulang Patah
1. Telepon layanan darurat 112 atau 119 dan informasikan lokasi, cedera, pertolongan pertama yang dilakukan, serta alat yang digunakan
2. Jangan menggerakkan daerah cedera, tetapi letakkan benda lunak untuk menopangnya
3. Beri kantong es di sekitar area cedera, bukan pada bagian cedera
4. Tetap tenang dan jaga agar tubuh pasien tetap hangat sampai bantuan datang
Luka Bakar
1. Dinginkan area terbakar dengan air sejuk mengalir selama 10 menit, bukan es atau air es.
2. Lindungi luka dengan pembungkus alih-alih memecahkan luka yang melepuh
3. Jika terluka parah, telepon layanan darurat 112 atau 119 dan informasikan lokasi, cedera, pertolongan pertama yang dilakukan, serta alat yang digunakan
Tersedak
1. Hubungi layanan darurat 112 atau 119 dan informasikan lokasi, cedera, pertolongan pertama yang dilakukan, serta alat yang digunakan
2. Lakukan berulang kedua proses ini hingga pasien sembuh atau bantuan datang:
a. Tepukan punggung: sandarkan pasien ke depan, tahan dadanya, berikan 5 kali sentakan cepat dengan telapak tangan
b. Tekanan pada perut: sandarkan pasien ke depan, lingkarkan lengan di sekeliling pinggang, kepalkan tangan dan pegang, berikan 5 tekanan ke dalam di bagian atas perut
3. Jika pasien kehilangan kesadaran, lakukan resusitasi jantung paru (CPR)
Resusitasi Jantung Paru (CPR)
1. Hubungi layanan darurat 112 atau 119 dan informasikan lokasi, cedera, pertolongan pertama yang dilakukan, serta alat yang digunakan
2. Lakukan dua proses:
a. Cek tingkat kesadaran: baringkan telentang, dongakkan kepala dan periksa napas pasien, perhatikan dada saat menarik dan menghembuskan napas
b. Posisi CPR: berlututlah di sebelah pasien, letakkan tangan di pusat dada (untuk anak gunakan satu tangan), kunci dan angkat jari-jari, kunci siku dan posisi bahu di atas pusat dada. Pompa dua kali per detik (120 pompa per menit) sedalam 2 inci atau sekitar 6 sentimeter
3. Jangan melakukan pernapasan buatan dari mulut ke mulut kecuali sudah terlatih
4. Jika tersedia defibrillator eksternal otomatis (AED), gunakan dan ikuti petunjuknya
Pendarahan Berat
1. Hubungi layanan darurat 112 atau 119 dan informasikan lokasi, cedera, pertolongan pertama yang dilakukan, serta alat yang digunakan
2. Beri tekanan: lindungi tangan dengan sarung tangan, beri tekanan pada cedera, balut saat pendarahan teratasi
3. Jika tertancap, jangan memindahkan objek, cukup beri tekanan di sekitar area terluka
4. Angkat area cedera lebih tinggi dari posisi jantung untuk memperlambat aliran darah, dan jaga tubuh tetap hangat sampai bantuan datang
Stroke
1. Perhatikan paras: minta pasien tersenyum untuk melihat perubahan pada wajah
2. Perhatikan lengan: minta pasien mengangkat kedua tangan untuk mengecek apakah mengalami kebas, kehilangan tenaga, atau kelumpuhan
3. Perhatikan ujaran: minta pasien mengulangi sebuah frasa sederhana, dengarkan bila ada pengucapan yang tidak jelas atau membingungkan
4. Perhatikan masa: jika melihat tanda di atas, hubungi layanan darurat dan informasikan lokasi, cedera, pertolongan pertama yang dilakukan, serta alat yang digunakan
5. Baringkan pasien perlahan dan tunggu sampai bantuan datang.
Keselamatan Hidup
Pemahaman yang baik tentang pertolongan pertama membuat orang lebih tanggap dalam menghadapi situasi darurat sekaligus bisa menyelamatkan hidup orang lain. Namun pentingnya pertolongan pertama kerap tak diimbangi dengan kesadaran masyarakat akan hal tersebut.
Cara efektif diperlukan untuk meningkatkan kesadaran soal pentingnya pertolongan pertama dan manfaatnya dalam memperbesar harapan hidup seseorang. Selain kesadaran, diperlukan pula wawasan dasar agar kita dapat melakukan tindakan secara cepat dan tepat dalam situasi darurat.
Melihat kebutuhan tersebut, SAFE STEPS First Aid menyajikan informasi layanan masyarakat berupa Kartu Keselamatan yang berisi topik-topik seputar pertolongan pertama, mulai dari tulang patah, luka bakar, tersedak, CPR, pendarahan berat, sampai stroke.
SAFE STEPS First Aid merupakan bagian dari inisiatif Community Investment Prudential Indonesia (di bawah pilar Kesehatan dan Keselamatan), dan satu dari empat program yang tengah dijalankan oleh SAFE STEPS. Tiga program lainnya adalah SAFE STEPS Road Safety yang fokus terhadap kesadaran keselamatan di jalan, SAFE STEPS Natural Disasters yang menyajikan pesan edukatif terkait situasi darurat bencana alam, dan SAFE STEPS COVID-19 yang mendorong tindakan pencegahan sederhana dalam membantu meminimalkan kemungkinan penularan.
Informasi layanan masyarakat SAFE STEPS sendiri digagas oleh Prudence Foundation dari Prudential Corporation Asia, menggandeng lembaga sosial masyarakat tingkat lokal maupun internasional untuk memberikan dukungan inovatif dan berfokus kepada masyarakat, antara lain, National Geographic, Action for Road Safety, dan International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC).
Tujuan seluruh program SAFE STEPS sangat jelas: memberikan informasi edukatif mengenai masalah yang mengancam kehidupan dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, membangun komunitas yang tangguh, dan—yang utama—bisa membantu menyelamatkan jiwa.
Seperti yang kita tahu, banyak orang memilih berdiam diri atau hanya menjadi penonton saat situasi darurat terjadi di hadapan mereka karena tak tahu harus berbuat apa. Padahal, dalam kasus cedera misalnya, pasien harus segera mendapatkan penanganan untuk mencegah sakit kian parah sebelum ditangani oleh profesional.
“Alih-alih Anda hanya melihat orang tersebut dan tidak tahu cara membantunya. Rasanya buruk,” ungkap salah satu Duta SAFE STEPS First Aid yang juga seorang penjaga pantai di Pantai Kuta, Marshello Lolot Aryafara.
Duta SAFE STEPS First Aid lainnya yang sekaligus petugas kemanusiaan asal Filipina, dr.Maria Sunga Guevara, pun mengungkapkan bahwa pertolongan pertama sangat penting mengingat kecelakaan bisa terjadi sewaktu-waktu. “Banyak kemalangan dan kematian yang terjadi dalam kecelakaan atau situasi darurat yang disebabkan kurangnya perawatan darurat. Pertolongan pertama bukan hanya tentang membantu penyembuhan. Sebenarnya hal itu bisa menyelamatkan jiwa,” tutupnya.
Untuk dapat mengenali dan menangani masalah yang mengancam nyawa, kita memang perlu belajar dan berlatih dengan serius. Namun modal utama untuk memahami pertolongan pertama bukanlah kemahiran atau pengalaman, melainkan kepedulian akan keselamatan diri sendiri maupun orang lain.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis