tirto.id - Airnav Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta mengatakan lalu lintas penerbangan di bandara setempat sangat padat sebelum pesawat Garuda Indonesia tergelincir.
"Tadi sebelum pesawat Garuda mendarat dan tergelincir ada delapan pesawat yang holding atau akan mendarat, sementara pesawat yang akan berangkat ada tujuh," kata Tower Controller Airnav Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Dwi Surya, Rabu malam, (1/2/2017) seperti dikutip dari Antara.
Menurut dia, setelah kejadian pesawat Garuda tergelincir maka sesuai standar operasional prosedur (SOP) dilakukan penutupan Bandara Adisutjipto Yogyakarta.
"Delapan pesawat yang holding tersebut, empat di antaranya kembali ke tempat awal keberangkatan atau return to base (RTB)," katanya.
Ia mengatakan, untuk empat pesawat lainnya dialihkan di antaranya satu ke Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, satu ke Bandara Juanda Surabaya dan dua ke Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.
"Penerbangan akan dibuka kembali setelah proses evakuasi selesai," katanya.
Sementara itu Komandan Pangkalan TNI Udara Adisutjipto Yogyakarta Marsekal Pertama TNI Novyan Samyoga mengatakan bahwa kondisi pesawat tidak mengalami kerusakan berarti.
"Pesawat tidak mengalami kerusakan, roda-roda tidak ada yang patah dan hanya ambles ke dalam tanah sebatas roda karena keluar landasan," katanya.
Ia mengatakan, pesawat yang mendarat dari arah barat tersebut tergelincir ke kiri atau ke sisi utara landasan pacu.
"Posisi pesawat tergelincir sekitar 12 meter ke utara dari landasan," katanya.
Sedangkan General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto Yogyakarta Agus Pandu Purnama mengatakan untuk penyebab tergelincirnya akan dilakukan penyelidikan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Penyebab akan diselidikan oleh KNKT, saat ini KNKT sedang menuju ke Yogyakarta," katanya.
Pesawat Garuda dengan tujuan Jakarta/Cengkareng-Yogyakarta tersebut membawa 115 penumpang, empat di antaranya balita.
Pesawat Garuda Boing 737 dengan Nomor Penerbangan GA 258 PK-GNK tersebut dengan Kapten Pilot Rio Kurnia, FO Aulia Riyani dengan lima awak kabin.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh