Menuju konten utama

Laksamana Malahayati dan 2 Tokoh Lain akan Dapat Gelar Pahlawan

Pemerintah tahun ini akan memberikan gelar pahlawan untuk Laksamana Malahayati serta dua tokoh dari NTB dan Riau.

Laksamana Malahayati dan 2 Tokoh Lain akan Dapat Gelar Pahlawan
(Ilustrasi) Sejumlah siswa melukis wajah pahlawan nasional di atas kain di Monumen Juang 45, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (12/9/2017). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho.

tirto.id - Pemerintah akan memberikan gelar pahlawan kepada tiga tokoh dari Aceh, Riau dan Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun ini.

"Presiden tidak mau (gelar) pahlawan itu diobral-obral seperti dulu, makanya (tahun) kemarin hanya 1 (yang diberi gelar pahlawan) lalu kami katakan (tahun ini) jangan satu lagi lah pak, ya sudah, bisa tiga yang diputuskan," kata Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, Ryamizard Ryacudu Jakarta, pada Kamis (26/10/2017) seperti dikutip Antara.

Menteri Pertahanan itu mengatakan salah satu tokoh penerima gelar pahlwan itu ialah Laksamana Malahayati. Dia merupakan salah satu dari panglima perang perempuan di kesultanan Aceh yang legendaris dan hidup di tahun 1500-an.

Sementara tokoh dari NTB yang tahun ini diusulkan menerima gelar pahlawan ialah Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madji. Ulama kharismatis dari Pulau Lombok itu merupakan pendiri gerakan Nahdlatul Wathan.

Adapun tokoh dari Riau yang diusulkan menerima gelar pahlawan ialah Sultan Mahmud Riayat Syah. Sultan ini terkenal sebagai salah satu raja di nusantara yang gigih berperang melawan Belanda.

Wakil Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Jimly Asshiddiqie mengimbuhkan pemberian gelar akan dilakukan pada 9 November 2017. Peresmian gelar pahlawan itu dalam rangka menyambut peringatan Hari Pahlawan pada 10 November.

Menurut Jimly, Dewan Gelar menerima usulan dari Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) di Kementerian Sosial. Usulan itu hasil penjaringan aspirasi dari daerah.

Pada tahun ini, Jimly mencatat ada sembilan nama yang disulkan ke pemerintah pusat. Dua di antaranya, menurut dia, merupakan mantan presiden.

"Pahlawan nasional bagian dari kesadaran nasional yang harus dipelihara dan saatnya membangkitkan kesadaran generasi penerus mengenai pahlawan dalam sejarah," kata Jimly.

Baca juga artikel terkait PAHLAWAN

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom