tirto.id - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengimbau masyarakat khususnya kaum muda untuk aktif menjadi pendonor darah, karena donor darah bisa memastikan ketersediaan darah yang dibutuhkan untuk kasus-kasus Angka Kematian Ibu (AKI).
"Pelayanan darah yang aman dan berkualitas merupakan bagian yang tidak terpisahkan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu," ujar Sekretaris Jenderal Kemenkes Oscar Primadi dalam peringatan Hari Donor Darah Sedunia di kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Senin (24/6/2019).
Ia merujuk data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 menunjukkan, AKI yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Pendarahan, menurutnya, masih menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu. Untuk mencegahnya, masyarakat memerlukan akses terhadap pelayanan darah dalam jumlah yang cukup.
"Hal ini dapat lebih mudah dicapai jika semakin banyak donor darah sukarela yang secara rutin mendonorkan darahnya ke UTD, sehingga UTD dapat selalu memenuhi permintaan darah dari fasilitas pelayanan kesehatan," ujarnya.
Dia mengatakan, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mendonorkan darah, para pegawai di bidang kesehatan juga bisa memberi teladan dengan menjadikan donor darah sebagai bagian dari gaya hidup.
Sehingga, lanjutnya, aksi donor darah sukarela tidak hanya dilaksanakan pada acara-acara khusus saja dan dapat secara rutin mendonorkan darahnya, sehingga menjadi Donor Darah Lestari.
"Saya harapkan, kita semua yang hadir pada acara hari ini akan dapat ikut berperan serta dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya donor darah sukarela, dan acara hari ini juga sebagai bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh pendonor darah atas kesediaannya menyumbangkan darah kepada para pasien yang membutuhkan," pungkasnya.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno