tirto.id - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan penerima kredit usaha rakyat ke depan akan dilebarkan ke klaster pertanian.
Pemerintah berencana memberikan KUR berbasis klaster seperti klaster jagung atau klaster padi. KUR diproyeksikan menjadikan pertanian menjadi sebuah industri. Bulog dan Kementerian BUMN akan dilibatkan untuk membahas konsep korporasi pertanian.
"Bapak Presiden minta agar pengembangan komoditas pertanian, ekosistemnya itu didalami tidak hanya dari segi pembiayaan, tetapi juga dari demand side. Dari pembeliannya dan juga yang memproduksi dari para petani apakah itu berbasis komoditi seperti kopi, kemudian tanaman jagung padi, tebu ataupun tanaman holtikultura," kata Airlangga setelah rapat terbatas tentang KUR dengan Presiden Joko Widodo, Senin (26/7/2021).
Airlangga mengatakan perlu korporatisasi pertanian ataupun melalui koperasi. Contohnya konsep investasi lewat rice milling unit (mesin penggiling padi modern) dengan nilai investasi Rp5 miliar bisa lewat konsep KUR dengan bunga 3 persen selama 5-7 tahun. Kredit ini diarahkan kepada minimal 10 petani.
Dana KUR pun bisa digunakan untuk beragam kebutuhan seperti pembelian pupuk, pembelian alat pertanian untuk produksi hingga untuk investasi seperti off taker dari pembeli maupun pengadaan alat rice milling unit. Ia pun menegaskan, pengajuan KUR klaster bisa mengajukan bersamaan dengan kredit lain di penyelenggara KUR yang sama.
"Terkait dengan penerima KUR itu dapat diberikan kepada mereka yang juga mendapatkan kredit lain secara bersamaan," kata Airlangga
Dalam pelaksanaan KUR, kata Airlangga, Jokowi meminta agar proses pengajuan KUR dipermudah dan tidak ada regulasi yang menghambat KUR.
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama semester I 2021 mencapai Rp143,14 triliun atau 56,58 persen dari target Rp253 triliun. Penerima KUR mencapai 3,87 juta debitur dengan nilai outstanding per Agustus 2021 mencapai Rp283 triliun dengan nilai non-performing loan (NPL) 0,88 persen.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Zakki Amali