Menuju konten utama

Kultum Ramadhan 2021: Makna Lailatul Qadar & Hikmah Surah al Qadar

Kultum Ramadhan 2021 tentang makna Lailatul Qadar dalam hikmah Surah al-Qadr 1 sampai 5.

Kultum Ramadhan 2021: Makna Lailatul Qadar & Hikmah Surah al Qadar
Ilustrasi Pendakwah. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Lailatulkadar dicari oleh oleh umat Islam terutama dalam 10 hari terakhir bulan Ramadan. Apa hikmah malam yang disebut lebih dari 1.000 bulan tersebut? Apa pula makna Surah al-Qadr ayat 1-5 yang mengupas keistimewaan lailatulkadar?

Allah berfirman dalam Surah al-Qadar 2-3, "Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan".

Diriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda, "siapa pun yang beribadah pada Lailatulkadar karena iman serta mengharap rida Allah, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu".

Mengapa lailatulkadar dinilai lebih baik daripada 1.000 bulan? Dalam Tafsir al-Mishbah Jilid 15, Quraish Shihab mengupas makna ayat pertama Surah al-Qadr, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar."

Ayat ini menguraikan bahwa wahyu Al-Qur'an yang pertama, yaitu Surah al-Alaq ayat pertama hingga kelima, diturunkan Allah melalui malaikat Jibril pada malam al-Qadar.

Dalam hal ini, secara umum dipahami bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam 2 proses. Yang pertama, turun secara sekaligus, seperti yang ditunjukkan dalam Surah al-Qadar ayat pertama dengan kata anzalnahu. Yang kedua, Al-Qur'an turun secara berangsur-angsur.

Dalam tahap pertama Al-Qur'an turun secara langsung, ini terjadi dari al-Lauh al Mahfuzh ke langit dunia (bait al-izzah).

Tahap berikutnya, Al-Qu'ran turun secara bertahap, adalah proses turunnya ayat demi ayat dari langit dunia kepada Nabi Muhammad saw., yaitu sejak Surah al-Alaq ayat 1-5 dan ditutup dengan Surah al-Maidah ayat 3. Proses yang kedua ini, dengan perantaraan malaikat Jibril berlangsung selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari.

Malam al-Qadar yang menjadi waktu turunnya Al-Qur'an tersebut dilukiskan sebagai "lebih baik dari 1.000 bulan". Apa pun upaya manusia untuk mendedah Malam al-Qadar di dunia, tidak akan mampu untuk mengungkapkan keindahan hakikinya, yang merupakan rahasia Allah.

Makna Lailatul Qadar

Lalu, apa makna al-Qadr? Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah Jilid 15 (2005:425-426), setidaknya terdapat 4 pendapat ulama terkait hal ini, yaitu al-Qadar yang bermakna sebagai penetapan, pengaturan, kemuliaan, dan sempit.

Makna pertama, malam al-Qadr adalah malam penetapan merujuk pada Surah ad-Dukhan:3-4, "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan. Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah".

Maksudnya, malam ini adalah malam penetapan Allah atas perjalanan hidup makhluk selama setahun. yang dapat berupa hujan, rezeki, kehidupan, kematian, juga segala urusan dunia lainnya, yang dimulai sejak malam al-Qadar tersebut hingga tahun berikutnya.

Makna kedua, malam pengaturan karena pada malam turunnya Al-Qur'an tersebut Allah mengatur strategi bagi Nabi Muhammad saw. untuk mengajak manusia mengambil jalan kebajikan.

Makna ketiga, malam kemuliaan. Demikian mulianya malam ini, sehingga semua orang yang mau beribadah dengan tulus pada malam tersebut akan mendapatkan ganjaran khusus yang berbeda dibandingkan malam-malam lain. Selain itu, malam ini memungkinkan seseorang untuk meningkatkan derajat pengetahuan ilahiahnya jika menghabiskan malam al-Qadar dengan berdoa dan bertaubat.

Makna berikutnya, adalah sempit. Ini adalah perlambangan begitu banyaknya malaikat yang turun pada malam turunnya al-Quran ini sehingga bumi menjadi penuh sesak bagaikan sempit.

Diriwayatkan, Nabi Muhammad saw. bersabda, "Jika datang Lailatulkadar, turunlah malaikat Jibril dengan satu rombongan besar untuk menyampaikan salam sejahtera, para malaikat itu berselawat kepada setiap hamba yang sedang berdiri atau duduk berzikir mengingat Allah (H.R. Baihaqi).

Ayat 4 dan 5 Surah al-Qadr berbunyi, "Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar."

Mereka yang mengikuti tuntunan Al-Qur'an, kitab suci yang diturunkan pada malam al-Qadr itu akan memperoleh kesejahteraan, keselamatan, dan kedamaian.

Terkait hal ini, berbagai riwayat terkait ciri-ciri malam al-Qadr menunjukkan betapa malam itu bagai membuka jalan bagi orang-orang beriman untuk mencapai titik kedamaian dan kemuliaan. Malam al-Qadar biasanya diketahui ketika keesokan harinya, setelah menjalani malam yang hening, malam "dengan bulan yang cerah, tidak panas dan tidak pula dingin"

Sahabat Nabi, Ubay bin Ka'ab menuturkan, "dan salah satu tanda (sudah terjadi Malam al-Qadr) adalah pada pagi harinya, cahaya matahari terbit memutih atau tidak bersinar seperti biasanya".

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2021 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Addi M Idhom