tirto.id - Kultum Ramadhan 2022 hari ketujuh akan diisi dengan tema bagaimana menjadi pribadi muslim yang lebih baik.
Puasa bagi umat Islam adalah menahan diri dari makan, minum, dan segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, dimulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, dengan syarat tertentu, dengan tujuan meningkatkan ketakwaan.
Allah SWT berfirman:
يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ
Yaa ayyuhal laziina aamanuu kutiba 'alaikumus Siyaamu kamaa kutiba 'alal laziina min qablikum la'allakum tattaquun
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Kultum Singkat Ramadhan 2022
Dari ayat di atas dijelaskan, bahwa Allah mewajibkan orang-orang yang beriman untuk berpuasa.
Dalam tafsir Kemenag disebutkan bahwa ayat ini bertujuan mendidik jiwa, mengendalikan syahwat, dan menyadarkan bahwa manusia memiliki kelebihan dibandingkan hewan, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang dari umat para nabi terdahulu agar kita menjadi bertakwa dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah.
Salah satu hikmah berpuasa juga bertujuan menjadikan pribadi muslim yang lebih baik di antaranya untuk mempertinggi budi pekerti.
Dari budi pekerti itu akan menimbulkan kesadaran dan kasih sayang terhadap orang-orang miskin, orang-orang lemah yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, melatih jiwa dan jasmani, menambah kesehatan dan lain sebagainya.
Penjelasan di atas jika dikaji lebih dalam tentu ada benarnya, meskipun tidak semua orang bisa merasakan.
Kondisi lapar, haus dan lain-lain akibat berpuasa tidak selalu mengingatkan kepada penderitaan orang lain, malah bisa mendorongnya untuk mencari dan mempersiapkan bermacam-macam makanan pada siang hari untuk melepaskan lapar dan dahaganya di kala berbuka pada malam harinya. Namun, perbuatan ini sebisa mungkin harus kita hindari.
Perintah berpuasa dalam surah Al-Baqarah ayat 183 dengan jelas menyebutkan bahwa Allah secara langsung mewajibkannya kepada orang-orang yang beriman.
Orang yang beriman akan patuh melaksanakan perintah berpuasa dengan sepenuh hati, karena ia merasa kebutuhan jasmaniah dan rohaniah adalah dua unsur yang pokok bagi kehidupan manusia yang harus dikembangkan dengan bermacam-macam latihan, agar dapat dimanfaatkan untuk ketenteraman hidup yang bahagia di dunia dan akhirat.
Jadi, puasa sungguh penting bagi kehidupan orang yang beriman. Kalau kita selidiki macam-macam agama dan kepercayaan pada masa sekarang ini, dijumpai bahwa puasa salah satu ajaran yang umum untuk menahan hawa nafsu dan lain sebagainya.
Ketika berpuasa, kita juga bisa mengambil hikmah seperti menyadari dan memiliki keinginan dari dalam diri untuk berubah menjadi manusia yang lebih baik dan bijaksana baik dalam ucapan dan tindakan.
Saat menjalankan kewajiban untuk menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan, tujuan dari banyak orang yang berpuasa, pasti ingin selalu berbuat baik pada sesama dan menjauhi segala larangan Allah SWT.
Hal ini adalah salah satu hikmah puasa yang baik, karena jika kita tergoda untuk melakukan perbuatan maksiat atau tercela, maka akan menjadi sia-sia pula ibadah yang telah dilakukan.
Editor: Addi M Idhom