Menuju konten utama

Kubu Pro dan Kontra Ahok Adu Slogan

Pada sidang kelima kasus penistaan agama oleh Gubernur Jakarta tidak aktif Basuki Tjahaja Purnama, massa di luar gedung persidangan saling adu suara. Kubu pro menyuarakan slogan mereka, sedangkan kubu kontra menginginkan Ahok ditahan.

Kubu Pro dan Kontra Ahok Adu Slogan
Ratusan pendemo dari FPI dan Ormas Islam lainnya menggelar aksi di depan Kantor Kementerian Pertanian tempat sidang kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Jakarta, Selasa, (10/1). Dalam aksinya mereka menuntut agar Ahok segera divonis bersalah dan dipenjara. Tirto.ID/Andrey Gromico

tirto.id - Pada sidang kelima kasus penistaan agama oleh Gubernur Jakarta tidak aktif Basuki Tjahaja Purnama, massa di luar gedung persidangan bersaing dalam menyuarakan dukungannya. Kedua kubu yang berada di sepanjang jalan raya RM. Harsono itu dipisahkan oleh sekat berupa kawat berduri,

Di kubu pro Ahok, mereka menyuarakan slogan mereka: Rakyat bersatu, turunkan Ahok! Sedangkan di kubu kontra Ahok, dengan kurang lebih 12 megaphone yang terpasak di dua mobil komandonya, memutar lagu aksi bela Islam jilid 3.

“Al-quran iman kami. Al-quran pedoman kami. Al-quran penunjuk kami. Al-quran satukan kami.”

Kubu kontra Islam berhenti untuk sesaat. Namun, begitu mereka mendengar kubu pro Ahok sejarak kira-kira 200 meter bersuara kembali, mereka pun kembali memutar rekaman orasi melalui speaker.

Pihak pro Ahok sendiri mengatakan bahwa mereka merupakan relawan dari berbagai pihak di Jakarta. Mereka datang atas dasar ingin mendukung dan mempunyai pemimpin yang baik bagi Jakarta.

“Saya tidak datang bersama gerombolan, tapi kita datang bersama orang-orang yang sadar–memberikan dukungan–memberikan support moral kepada Pak Ahok–ini berangkat dari kesadaran sendiri,” kat wakil sekjen DPP PPP, Sudarto, di Jakarta, Selasa (10/1/2017).

Ia menambahkan bahwa dukungan makin kuat setelah Ahok banyak belajar selama ia memimpin Jakarta.

“Saya kira, banyak yang berubah dari Pak Ahok. Yaitu terutama dari sisi sikap kesantunannya. Pak Ahok mengambil kasus yang dituduhkan kepada Beliau tentang penistaan agama ini untuk kemudian Beliau berinstrospeksi diri, mawas diri, lebih hati-hati, dan lebih santun dalam berucap. Dan bersikap,” lanjut Sudarto.

Di sisi lain, ketua Bara Badja (Barisan Relawan Basuki-Djarot) mengungkapkan bahwa persidangan mungkin akan terjadi lebih lama. Ia memilih untuk berada di luar bersama para relawan daripada di dalam mendengarkan saksi yang tidak kompeten.

“Saya minggu lalu ada di dalam situ (Kementrian Pertanian). Ya memang dari saksi-saksi yang hadir semuanya ini–terutama saksi ketiga tuh Gus Joy, tiap kali ditanya jawabnya lupa. Kalau saksi pertama kan Novel–jangan bilang Habib deh, dia bukan Habib. Dia juga kayaknya terlalu gimana waktu ditanya pengacara–lebih banyak ngomongnya dia daripada yang ditanya (Ahok) gitu,” katanya.

Baca juga artikel terkait PENISTAAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Hukum
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Mutaya Saroh