tirto.id - Debat ketiga Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 akan digelar pada akhir pekan ini, Minggu (17/3/2019). Dua calon wakil presiden, Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno akan bertarung di arena debat dengan tema seputar pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan sosial dan budaya.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengklaim Ma'ruf menguasai seluruh tema debat ketiga terutama terkait pendidikan dan sosial. Direktur Penggalangan Pemilih Perempuan TKN, Ida Fauziyah meyakini hal tersebut lantaran Ma'ruf memiliki latar belakang ulama dan tokoh masyarakat.
"Saya kira Kiai Ma'ruf ini, kan, tokoh senior, ya. Dia pernah aktif di politik, dia juga aktif di kegiatan sosial kemasyarakatan, isu debat ketiga ini sebenarnya isu yang banyak ia geluti," kata Ida di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2019).
Menurut Ida, masalah pendidikan merupakan salah satu fokus perhatian Jokowi-Ma'ruf. Politikus PKB itu mengatakan jika menang dalam Piplres 2019, Jokowi-Ma'ruf akan mewujudkan wajib belajar 12 tahun, bahkan hingga jenjang perguruan tinggi.
Salah satu janji program yang bakal dipaparkan Ma'ruf dalam debat ketiga adalah Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
"Kalau kemarin konsentrasi 12 tahun, sekarang meningkat menjadi kuliah. Jadi kalau ada KIP, maka nanti diperluas menjadi KIP kuliah misalnya," jelas Ida.
Sementara itu, Koordinator Juru Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno, Ledia Hanifa Amaliah mengatakan Sandiaga akan fokus dalam peningkatan kualitas pendidikan.
Ledia menjelaskan, Sandiaga akan menjelaskan tentang sistem pendidikan yang mengakomodir minat dan bakat anak sehingga bisa berguna untuk masa depannya. Namun, Ledia tak menyebut nama program tersebut.
"Sebuah sistem di mana orang itu nanti akan memiliki keterampilan hidup, keterampilan belajar yang membuat mereka nanti bisa belajar sesuai minat dan bakat," ucap Ledia.
Pendidikan Karakter dan Kualitas Guru
Namun masalah kekerasan dalam dunia pendidikan tampaknya belum menjadi perhatian kedua paslon dalam Pilpres 2019. Ini disoroti Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang pendidikan, Retno Listyarti.
Menurut Retno, kedua calon lebih memilih persoalan peningkatan sistem pendidikan tapi luput memperbaiki pendidikan karakter bagi anak. Ia berharap kedua cawapres yang bakal bertarung dalam debat ketiga untuk membahas juga isu kekerasan di lingkungan pendidikan.
KPAI mencatat angka kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan masih tinggi. Sepanjang Januari hingga Februari 2019, KPAI menerima 24 laporan kasus di bidang pendidikan yang melibatkan anak sebagai korban dan pelaku. Bahkan 17 di antaranya merupakan kasus kekerasan.
"Pendidikan karakter di sekolah harus dievaluasi selain faktor pola asuh di rumah," ujar Retno kepada reporter Tirto.
Selain pendidikan karakter, KPAI menyoroti rendahnya kualitas guru di Indonesia. Menurut Ketua KPAI Susanto, kualitas guru turut mempengaruhi kualitas siswanya. Ia memastikan KPAI akan menagih janji para kandidat capres-cawapres bila terpilih nanti, terutama di bidang pendidikan dan perlindungan anak.
"Kami akan tagih janji komitmen besar yang telah dipresentasikan kepada KPAI sekaligus kita akan awasi proses penyelenggaraannya," kata Susanto di Kantor KPAI.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Gilang Ramadhan