Menuju konten utama

KTT APEC Gagal Capai Kesepakatan di Tengah Perang Dagang AS-Cina

Cina dan AS, yang sedang terlibat perang dagang, tak mencapai kata sepakat dalam KTT APEC.

KTT APEC Gagal Capai Kesepakatan di Tengah Perang Dagang AS-Cina
Presiden Indonesia Joko Widodo (keempat kanan) berfoto bersama pemimpin negara lainnya dalam KTT APEC di Port Moresby, Papua Nugini, Sabtu (17/11). ANTARA FOTO/REUTERS/David Gray.

tirto.id - Pemimpin Asia-Pasifik gagal mencapai kesepakatan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) yang digelar di Papua Nugini, Minggu (18/11/2018). Untuk pertama kalinya dalam sejarah tak ada kesepakatan yang dibuat dalam pertemuan ini.

Sebagaimana diwartakan CNN, sebanyak 21 pemimpin mencapai kesepakatan, kecuali Cina. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menegaskan terdapat perbedaan pendapat di pernyataan terakhir para pemimpin.

"Ada perbedaan visi pada beberapa aspek," ujar Trudeau, seperti dikutip CNN, Senin (19/11/2018).

Gagal sepakat saat KTT APEC terjadi di tengah perang dagang AS-Cina yang belum juga mereda. Cina mungkin merasakan ada praktik perdagangan tidak adil, menurut pejabat AS yang juga hadir saat KTT.

Perang dagang antara AS dengan Cina hingga saat ini terus meruncing. Belum lama ini, Presiden AS, Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif impor baru sebesar 10 persen atau senilai 200 miliar dolar AS terhadap komoditas Cina yang akan mulai berlaku 24 September 2018.

Pejabat AS itu menggarisbawahi pertanyaan Cina saat KTT yang menyebut "kami setuju untuk memerangi proteksi termasuk semua praktik perdagangan yang tidak adil."

"Mereka sepertinya berpikir 'praktik perdagangan yang tidak adil' adalah sebuah kekeliruan. Ini sedikit mengkhawatirkan sebab tampaknya Cina tidak berniat untuk mencapai konsensus," ujar pejabat AS itu.

Persaingan antara AS dan Cina juga berimbas pada program Belt dan Road Beijing, yang juga menjadi fokus AS dan sekutunya, demikian seperti dikutip dari CNBC.

"Anda tahu dua raksasa dalam ruangan ini," ujar Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O'Neill pada konferensi pers penutupan KTT APEC, ketika ditanya mengenai negara mana yang tak mencapai kesepakatan.

Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan saat pertemuan, "Cina telah mengambil keuntungan dari AS selama bertahun-tahun dan masa-masa itu berakhir."

Bahasa yang digunakan Pence ini menggaungkan kembali pidatonya beberapa bulan lalu di Cina. Pence mengatakan AS akan "menuntut Cina untuk mematahkan hambatan perdagangan, memenuhi kewajiban obligasi, membuka sepenuhnya ekonomi, sama seperti kami."

Sementara itu Presiden Cina Xi Jinping saat pidatonya pada Sabtu (17/11/2018) menyatakan perlunya kerja sama dalam perdagangan global. Ia menyebut semua perbedaan dapat dijembatani "melalui konsultasi".

"Sejarah telah menunjukkan konfrontasi baik dalam bentuk perang dingin, perang panas, atau perang dagang, tidak akan menghasilkan pemenang," ujar Xi diiringi tepuk tangan.

Presiden AS Donald Trump tidak menghadiri KTT kali ini, begitu juga degan Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump digantikan oleh wakilnya, Mike Pence.

Xi Jinping tiba di KTT APEC pada Kamis (15/11/2018) diiringi dengan para pejabat dari PNG. Xi mencuri perhatian Barat ketika pada Jumat (16/11/2018) ia bertemu para pimpinan Pasifik untuk melancarkan proyek Belt and Road.

AS dan sekutunya, Jepang, Australia, dan Selandia Baru membalas dengan rencana mengirim 1,7 miliar dolar AS untuk keperluan listrik dan internet yang dapat diandalkan PNG, demikian seperti dikutip dari CNBC.

Baca juga artikel terkait KTT APEC atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra