Menuju konten utama

KSPL Luncurkan Metode Baku Perhitungan Susut & Sisa Pangan

Tujuan penyusunan buku metode baku tersebut adalah agar masyarakat dapat melakukan perhitungan SSP secara mandiri.

KSPL Luncurkan Metode Baku Perhitungan Susut & Sisa Pangan
Peluncuran Metode Baku Perhitungan Susut dan Sisa Pangan di Jakarta, Selasa (24/9/2024). tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi.

tirto.id - Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) secara resmi meluncurkan buku Metode Baku Perhitungan Susut dan Sisa Pangan (SSP). Dokumen metode baku tersebut merupakan hasil kolaborasi KSPL dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Badan Pembangunan Nasional/Kementerian PPN (Bappenas).

Kepala Sekretariat KSPL, Gina Karina, mengatakan bahwa tujuan dari penyusunan buku metode baku tersebut adalah agar masyarakat, terutama para petani dan retail, dapat melakukan perhitungan SSPsecara mandiri. Metode baku tersebut sekaligus merupakan dukungan terhadap kebijakan pengelolaanSSP nasional yang sedang dikembangkan.

Metode baku perhitungan ini telah diuji coba di komunitas petani dan retail percontohan di Indonesia, kemudian disesuaikan dengan situasi dan kondisi nasional,” ujar Gina dalam acara peluncuran Metode Baku Perhitungan Susut Pangan dan Sisa Pangan di Jakarta, Selasa (24/9/2024).

Gina menyatakan bahwa metode baku tersebut merupakan adaptasi terhadap konteks nasional dari protokol Food Loss and Waste Global. Protokol tersebut dikembangkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO), UNEP, World Resources Institute, WBCSD, The Consumer Goods Forum, dan FUSIONS.

Lebih lanjut, Gina mengatakan bahwa sejak peluncuran laporan Food Loss and Waste Indonesia oleh Bappenas pada 2021, permasalahan SSP telah menjadi perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat di Indonesia. Pasalnya, SSP bisa membawa dampak negatif yang besar bila tidak dikelola dengan baik.

Dampak tersebut meliputi besarnya kontribusi susut dan sisa pangan kepada kandungan gizi yang hilang karena pangan yang terbuang secara sia-sia, emisi gas rumah kaca, hingga kerugian secara ekonomi yang diperkirakan mencapai 4-5 persen dari produk domestik bruto tahunan Indonesia,” ujar Gina.

Seperti halnya pada saat penyusunan, dokumen Metode Baku Penghitungan Susut dan Sisa Pangan tersebut juga disosialisasikan kepada para mitra KSPL, yakni Bapanas, Kementerian PPN/Bappenas, dan FAO.

Pada 11 September 2024 yang lalu atau sekitar dua minggu yang lalu, kami juga telah melakukan sosialisasi dan pelatihan metode baku perhitungan susut dan sisa pangan ini kepada perwakilan Dinas Pangan dan Bappeda dari 15 provinsi yang merupakan mitra Badan Pangan Nasional untuk gerakan Selamatkan Pangan Nasional. Pada kesempatan itu, para peserta melakukan uji coba perhitungan susu dan sisa pangan menggunakan metode baku perhitungan ini,” terang Gina.

Menurutnya, acara tersebut mendapatkan apresiasi dan masukan yang sangat baik dari para peserta. Harapannya, metode baku itu dapat membantu pemerintah daerah dalam menyusun rencana aksi penurunan SSP di wilayahnya masing-masing.

Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy, menyatakan bahwa lembaganya mengapresiasi upaya KSPL dalam menekan permasalahan SSP di Indonesia.

Metode baku ini tentunya dapat dirujuk oleh semua pengguna dalam mengukur besaran SSP,” ujar Sarwo.

Sarwo juga berharap metode baku tersebut dapat menjadi pijakan penting dalam upaya untuk mencegah dan menangani, termasuk meredistribusikan, SSP di Indonesia. Hal itu sekaligus untuk mengurangi kerugian ekonomi, sosial, dan lingkungan akibat SSP.

Baca juga artikel terkait SAMPAH MAKANAN atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Fadrik Aziz Firdausi