tirto.id -
Seorang saksi mata Edo kepada Tirto menuturkan kronologi kejadian. Kala itu dia sedang nongkrong tepat di seberang pintu masjid. "Tiba tiba saja terdengar gaduh-gaduh dari dalam masjid. Ada yang teriak "Allahu Akbar". Jemaah dari dalam juga pada kabur sambil teriak-teriak teroris," ujarnya.
Beberapa saat kemudian Edo melihat pelaku terlihat tenang saat keluar masjid. Dia bahkan tidak ketakutan dan hendak kabur dengan sikap yang juga tenang. Setelah berada di luar masjid pelaku berjalan mengarah ke terminal blok M.
"Dia tenang banget. Saat keluar dari masjid dia seperti cari mangsa lain," katanya.
Setelah pelaku berjalan ke arah terminal, lalu seorang polisi dari dalam masjid keluar mengejarnya. Kebetulan polisi tersebut membawa senjata api genggam. Bukannya menjauh dan lari ketakutan, si pelaku malah menghampiri polisi tersebut. Setelah dua kali tembakan peringatan tidak dihiraukan, si pelaku pun diberi timah panas dua kali.
"Jarak polisi dan pelaku sekitar 10 meter. Wajar saja pelakunya ditembak, wong dia agresif mau serang polisi," kata Edo.
Pelaku kata Edo memakai kemeja biru kotak-kotak. Tinggi badannya 175 cm dengan tubuh agak gempal. "Dia enggak bawa tas. Cuma kemeja dan celana saja," tambah Edo.
Saat pelaku keluar tidak ada berani yang menghampirinya. Kata Edo, polisi dan warga khawatir pelaku memakai rompi bom bunuh diri.
Kabagpenum Mabes Polri Kombes Pol Martinus Sitompul membenarkan adanya satgas Ramadaniyah yang ditusuk oleh orang tak dikenal.
"Selesai melakukan salam, tiba-tiba seorang orang tak dikenal melakukan penyerangan dengan pisau ke arah anggota," kata Martinus saat dihubungi Tirto, Jumat (30/6/2017).
Martinus mengungkapkan, dua anggota polisi menjadi korban penyerangan yakni AKP Dede Suhatmi dan Briptu M Syaiful Bakhtiar. Keduanya kini dirawat di RS Pusat Pertamina.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, peristiwa penusukan dua anggota polisi itu terjadi sekitar jam 19.40 WIB ketika dua korban yakni Ajun Komisaris Dede Suhatmi dan Briptu M Syaiful Bachtiar sedang melakukan salat Isya di Masjid Faletehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Namun, pelaku yang juga ikut melakukan salat bersama korban tiba-tiba menyerang dengan pisau seraya berteriak “Thogut”.
Pelaku kemudian juga mengancam jamaah yang ada di masjid itu sambil mengacungkan pisau. Usai melakukan penusukan, pelaku kemudian melarikan diri ke arah Terminal Blok M sambil mengacungkan pisau dan mengancam anggota Brimob yang sedang bertugas. Ia akhirnya dilumpuhkan anggota kepolisian, sementara kedua korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina, tak jauh dari lokasi kejadian.
Komisaris Purwanta, Kasubag Humas Polres Jakarta Selatan saat dikonfirmasi belum mengetahui motif penyerangan. Ia juga belum bersedia memberikan komentar lebih lanjut mengenai aksi penyerangan ini diduga dilakukan kelompok teroris.
“Tunggu info, sedang melakukan pendalaman di lapangan,” ujar Purwanta.
Serangan terorisme terhadap anggota kepolisian ini bukan yang pertama kalinya. Pada 25 Juni 2017, bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, dua orang yang diduga berafiliasi dengan ISIS menyerang salah seorang polisi yang tengah berjaga di Polda Sumut.
Baca juga: Serangan Teror di Hari Raya yang Menewaskan 1 Anggota PolisiKemudian akhir Mei lalu, dua bom bunuh diri meledak di antara toilet umum dan halte Transjakarta yang terletak di dekat Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur. Pada Rabu (24/5/2017), dua bom meledak dan merenggut nyawa dua terduga pelaku dan tiga anggota Polri. Sedangkan korban luka-luka sebanyak enam orang dari aparat kepolisian dan lima warga sipil.
Baca juga: Aneka Serangan Terhadap Polisi Sejak 2010
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti