tirto.id - “Pergi! Pergi, enggak! Cepat pergi!”
Demikian hardik pria berlogat Jawa, berambut hitam pendek, dan memegang sebatang kretek di tangan kanannya. Ia mengatakan itu dari dalam mobil Suzuki APV berwarna perak yang kacanya dibuka setengah.
Dia disopiri seorang laki-laki. Ada seorang penumpang di kursi belakang.
“Cepat pergi! Sekarang!” Nadanya semakin meninggi.
Saya dan tiga pengendara motor lain bergegas meninggalkan titik itu.
90 menit sebelumnya, sekitar pukul 00.30, Rabu (12/12/2018) dini hari, ruas Jalan Raya Bogor Simpang Hek dari arah Kramat Jati menuju Pasar Rebo macet. Kendaraan tersendat dari Kompleks TNI AD Bulak Rantai.
Seorang polisi dibantu dua petugas TransJakarta menginstruksikan ratusan pengendara untuk melanjutkan perjalanannya melewati ruas Jalan Raya Pondok Gede.
“Tidak bisa lewat, putar balik saja,” kata polisi. Bahu jalan digunakan pengendara motor untuk berhenti sejenak dan mencari tahu mengapa jalan dilarang dilintasi.
Ternyata, jalan ditutup lantaran ada keributan hingga pembakaran Polsek Ciracas. Jaraknya sekitar 300 meter dari Simpang Hek.
Pukul 00.37 WIB, puluhan motor dari arah Polsek Ciracas berhamburan menuju Simpang Hek. Pengendara dan penumpangnya semua laki-laki berambut pendek/cepak.
Saya mendekati Polsek Ciracas melalui Jalan Karya, yang berada di arah barat Simpang Hek. Makin mendekati Polsek, kerumunan warga makin banyaknya. Saya dan warga berada 50 meter dari gerbang Polsek melihat dengan jelas api melumat sebuah mobil yang berada area parkir.
Petugas dengan empat mobil pemadam berusaha memadamkan api.
“TNI yang membakar kantor dan mobil di sana. Keributan sejak sore. Habis magrib, makin jadi [memanas],” kata warga yang tak mau disebutkan namanya itu.
Tidak ada warga yang berani mengeluarkan telepon seluler untuk mengabadikan situasi itu. Mereka dilarang kelompok perusak. Jika membandel akan dibentak dan diusir. Masyarakat yang menonton pun sering diminta bubar, namun toh tidak semuanya menuruti. Rasa penasaran lebih besar ketimbang ketakutan.
Polsek Ciracas temaram. Sumber penerangan, selain dari api, cuma dari lampu jalan raya. Jalanan ditutup bagi pengendara hingga ke diler Toyota yang berjarak kurang lebih satu kilometer arah selatan polsek.
Saya masih sering mendengar keluhan pengendara yang berhenti. “Ada apa sebenarnya? Bikin macet, bikin susah pulang.”
Sekitar pukul 01.30 WIB, Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis bersama Panglima Komando Daerah Militer Jaya Mayjen Joni Supriyanto mendatangi Polsek Ciracas yang diberangus massa.
Idham mengaku belum mengetahui siapa massa yang merusak dan membakar Polsek. Diduga yang menyerang adalah TNI.
“Massa belum tahu berasal dari mana, mungkin tidak puas atas penanganan kasus yang terjadi sehari sebelumnya di Cibubur,” kata Idham Azis di lokasi.
Kasus yang dimaksud adalah pengeroyokan anggota TNI AL Kapten Komaruddin (47) oleh juru parkir di depan Minimarket Arundina, Senin (10/12/2018) siang. Ketika itu, Komaruddin mengecek kondisi knalpot yang berasap meski baru diperbaiki di bengkel. Dia bersama anaknya, Saka namanya.
Ketika sedang memeriksa, seorang juru parkir tiba-tiba menggeser motor sehingga kepala Komaruddin membentur kendaraannya. Komaruddin pun menegur juru parkir. Tidak terima, Komaruddin malah dipukuli.
Anggota TNI AD Pratu Rivo Maulana (23) yang kebetulan lewat coba melerai. Ia ikut menjadi sasaran amuk petugas parkir yang kira-kira berjumlah tujuh hingga sembilan orang. Selanjutnya Rivo melarikan Komaruddin beserta anaknya ke Barak Remaja Paspampres KPAD Cibubur dengan cara dibonceng menggunakan sepeda motor.
Sehari setelah kejadian, kira-kira pukul 19.00, 300 orang tentara dari tiga matra sengaja datang untuk meminta klarifikasi ke polisi. Idham mengatakan kalau Polsek Ciracas sudah melakukan pengejaran. Kapolres Jaktim Kombes Tony mengatakan penangkapan akan dilakukan dalam waktu 2x24 jam.
Namun apa yang disampaikan Tony tak membuat tentara puas. Dalam laporan tertulis yang diterima Tirto, disebutkan kalau “7 orang TNI masuk ke ruang tahanan Polsek untuk mencari pelaku, tapi belum ditemukan.”
“Mungkin karena massa tidak puas, lalu mereka melakukan tindakan anarkis. Ada beberapa mobil yang rusak, mobil polisi bahkan mobil Puspom Kodam yang dirusak. Termasuk sebagian bangunan yang berada di Polsek,” ujar Idham.
Meski saksi dan saya sendiri melihat pelaku pembakaran adalah orang berambut cepak dan ini terkait dengan kasus pengeroyokan TNI, tapi polisi belum mau menyimpulkan pelaku adalah tentara.
"Polisi militer TNI dan Polda Metro tengah mengusut kasus pembakaran Mapolsek Ciracas, apakah ada keterlibatan oknum TNI," kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Jaya/Jayakarta, Kolonel Inf Kristomei Sianturi.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Rio Apinino