tirto.id - Peristiwa penembakan terjadi di ibu kota Austria, Wina pada Senin malam, 2 November 2020. Dilansir dari Reuters, beberapa orang bersenjata melakukan penembakan di enam lokasi berbeda di Kota Wina. Salah satu lokasi penembakan terjadi di dekat Sinagoga Seitenstettengasse yang menewaskan dua orang dan setidaknya melukai 14 orang.
Kepala komunitas Yahudi Wina, Oskar Deutsch yang memiliki kantor di sebelah Sinagoga, melalui akun Twitternya mengatakan, tidak jelas apakah Sinagoga atau kantor tersebut menjadi sasaran, tetapi mereka sedang tutup pada saat itu.
Penembakan itu terjadi beberapa jam sebelum Austria memberlakukan pembatasan nasional akibat COVID-19, sehingga banyak orang bepergian untuk menikmati bar dan restoran yang akan tutup hingga akhir November.
Saksi mata mengatakan, sekelompok orang bersenjata juga menembaki orang-orang yang berada di bar dengan menggunakan senjata otomatis.
Merespons peristiwa tersebut, kepolisian menutup sebagian besar pusat bersejarah Wina serta mendesak masyarakat untuk berlindung, sehingga banyak warga yang mengungsi ke hotel dan bar. Selain itu, pihak kepolisian juga menutup transportasi umum.
Dikutip dari BBC, dalam peristiwa penembakan tersebut, polisi telah menembak mati satu tersangka dan beberapa orang lainnya dalam pengejaran.
Kanselir Austria, Sebastian Kurz menyebutkan penembakan tersebut sebagai "serangan teror yang menjijikkan". Melalui akun Twitter, Kurz mengatakan bahwa polisi akan bertindak tegas terhadap para pelaku teror tersebut.
"Polisi kami akan bertindak tegas terhadap pelaku serangan teroris yang mengerikan ini. Kami tidak akan pernah membiarkan diri kami diintimidasi oleh terorisme," ujar Kurz dalam twitnya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Karl Nehammer dalam konferensi pers mengatakan, peristiwa ini menjadi hari tersulit bagi Austria setelah bertahun-tahun terhindar dari serangan teror.
“Ini adalah hari tersulit bagi Austria selama bertahun-tahun. Kami menghadapi serangan teror yang parah, terima kasih Tuhan, tidak pernah kami alami di Austria selama bertahun-tahun” ujar Nehammer dikutip dari Reuters.
Dalam beberapa tahun terakhir, Wina terhindar dari serangan teror militan seperti yang melanda Paris, London, Berlin, dan Brussel.
Pihak kepolisian Ceko yang bersebelahan dengan Austria melakukan pemeriksaan secara acak di perbatasan wilayah karena dikhawatirkan para pelaku akan memasuki wilayah mereka.
Peristiwa penembakan yang terjadi di Wina menambah deretan panjang aksi teror di negara-negara Eropa. Sebelumnya terjadi penusukan di gereja Notre Dame di kota Nice, Perancis, pada Kamis (29/10) yang menewaskan tiga orang dan melukai beberapa orang.
Editor: Alexander Haryanto