tirto.id - Militan Palestina menembakkan 6 roket dari Jalur Gaza ke wilayah Israel pada Kamis, 23 Februari 2023, waktu setempat. Peristiwa ini terjadi setelah beberapa jam serangan tentara Israel menewaskan 11 warga Palestina di Nablus, Tepi Barat.
Seperti diwartakan CTV News, militer Israel menembak jatuh 5 roket yang menyasar kota Ashkelon dan Sderot dengan menggunakan sistem pertahanan udara.
Satu roket lainnya mendarat di lapangan terbuka. Tidak ada korban jiwa maupun kerusakan dalam serangan tersebut. Tidak lama setelah itu, pesawat tempur Israel membalas dengan menghajar 2 lokasi yang disebut menjadi markas Hamas.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan dalam rapat kabinet,"kami akan terus mengambil tindakan tegas di semua lini, baik jarak dekat maupun jauh, untuk menggagalkan upaya musuh menyerang kami. Siapa pun yang mencoba menyakiti, kami akan membayar akibatnya."
Tentara Israel Serang Nablus, Tepi Barat
Tembakan roket yang dilancarkan militan Palestina itu sebagai aksi balasan atas serangan tentara Israel di Nablus, sehari sebelumnya, Rabu, 22 Februari 2023.
Dikutip dari AP News, Israel melakukan penangkapan besar-besaran terhadap para militan di Tepi Barat. Pejabat Israel menganggap hal ini sebagai operasi "potong rumput" dan berdalih menghindari situasi yang lebih sulit.
Militer Israel menyebut, mereka masuk ke wilayah Nablus, Tepi Barat, dengan tujuan mencari 3 orang militan yang dicurigai sebagai dalang serangan sebelumnya.
Richard Hecht, juru bicara militer Israel mengatakan, pasukannya bergerak dengan cepat setelah mendapatkan informasi dari intelijen.
Selepas mengepung tempat persembunyian, para militan Palestina yang berada di dalam lalu membalas dengan melepaskan tembakan. Satu di antaranya tewas setelah ditembak tentara Israel akibat melarikan diri dari gedung.
Israel lalu melepaskan rudal dan meratakan bangunan tersebut. Di lain sisi, kejadian itu akhirnya memicu aksi baku tembak yang lebih luas dengan pihak lain dan melemparkan batu serta bahan peledak ke arah pasukan Israel. Tidak ada korban dari pihak Israel.
Dalam operasi yang dilancarkan militer Israel selama 4 jam ini, kerusakan parah juga terjadi di sebuah pasar yang berusia lebih dari ratusan tahun dan disebut sebagai markas pertahanan militan Palestina.
Para korban meninggal di Nablus itu termasuk 3 warga Palestina berusia 72, 66, dan 61 tahun. Salah satu korban masih berusia 16 tahun dan puluhan lainnya mengalami luka-luka
Petugas medis di Rumah Sakit Najah, Ahmad Aswad mengaku kewalahan dalam menerima korban. Ia menyebutkan banyak warga yang ditembak di dada, kepala, serta paha.
"Mereka menembak untuk membunuh," ujar Aswad.
Pasca-kejadian tersebut, para aktivis Palestina bereaksi dengan membakar ban di sepanjang perbatasan Gaza dengan Israel. Juru bicara Hamas, Abu Obeida mengungkapkan kesabaran Hamas kini hampir habis.
Sementara pemimpin kelompok Jihad Islam, Ziyad Al-Nakhala menyebut serangan Israel kali ini sebagai sebuah kejahatan besar.
"Tugas kami sebagai pasukan perlawanan adalah menanggapi kejahatan ini tanpa ragu-ragu," tegas Al-Nakhala.
Respons PBB Terkait Serangan Israel di Nablus
Utusan khusus PBB untuk wilayah Timur Tengah, Tor Wennesland telah melakukan perjalanan ke Gaza pada Kamis, 23 Februari 2023, guna melakukan mediasi dengan para pemimpin Hamas.
Bersama para pejabat Mesir, Wennesland berharap semua pihak dapat menahan diri. Pihaknya juga turut menyayangkan jatuhnya korban jiwa dari warga sipil.
"Saya sangat terganggu dengan berlanjutnya siklus kekerasan dan terkejut dengan jatuhnya korban sipil. Saya mendesak semua pihak untuk menahan diri dari langkah-langkah yang dapat memperkeruh situasi," ucap Tor Wennesland, dikutip BBC.
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto