tirto.id - Beredar sebuah rekaman video berisi penolakan terhadap Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno di Masjid Raya Mamuju, Sulawesi Barat. Dalam video berdurasi sekitar satu menit itu, Sandiaga berada di tengah kerumunan jemaah masjid. Beberapa pendukung berteriak, meminta pendamping Prabowo Subianto itu tetap berceramah.
Juru Bicara Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade berani memastikan, dalam agenda resmi kunjungan Sandiaga pada, Sabtu (3/11/2018) itu, tak tercantum rencana menjadi penceramah kuliah tujuh menit (kultum) usai salat subuh. Akan tetapi, ada agenda salat berjamaah dan lawatan ke beberapa lokasi di daerah Mamuju.
"Bang Sandi enggak pernah meminta kultum di masjid. Dia itu sangat hati-hati. Setiap kampanye selalu menghindari berbicara di masjid, kan dilarang KPU," kata Andre kepada reporter Tirto, Rabu (7/11/2018).
Anggota badan komunikasi DPP Partai Gerindra tersebut mengakui, beberapa pendukungnya sempat meminta Sandiaga berceramah. Seperti biasanya, kata Andre, Sandiaga menolak.
"Relawan itu meminta, tapi Bang Sandi enggak mau. Bang Sandi itu selalu berkomitmen enggak mau pidato di masjid. Di Padang dulu dipaksa relawan juga enggak mau," ujarnya.
Andre menuturkan, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu justru menengahi ketegangan antara pendukungnya dengan pengurus Masjid Raya Mamuju. Hanya saja menurut Andre, penyebaran video dilakukan seolah bertujuan memunculkan persepsi, ada kerenggangan antara Sandiaga dengan kelompok Islam di Mamuju.
"Kalau lu ikut gue dampingi Bang Sandi, nih, ramai banget dikerubung. Sambutannya meriah. Beda, lah, sama cawapres sebelah," ucapnya.
Masjid Raya Mamuju Bukan Ladang Kampanye
Ketua Pengurus Masjid Raya Mamuju Ramli Abdullah mengakui Sandiaga memang tak berencana menjadi penceramah kultum. Akan tetapi pendukung mantan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu, ngotot minta Sandiaga tetap berceramah.
"Salah itu Pak Sandi dilarang kultum. Pak Sandi maupun timnya tidak pernah minta kultum. Ini saya tanya Pak Sandi sendiri. Yang minta kultum adalah pendukungnya. Simpatisannya," terang Ramli saat dihubungi reporter Tirto.
Pendukung Sandiaga yang ngotot itu, kata Ramli, bernama Syuaib. Ia dikenal sebagai ustaz setempat.
Dalam rekaman video yang beredar, Ramli menyebut Syuaib adalah sosok pria yang berteriak minta kultum tetap dilaksanakan. Ramli sedikit bingung, lantaran Syuaib sebelumnya jarang terlihat datang ke masjid.
"Saya juga bingung kenapa dia sangat ngotot," ujarnya.
"Katanya [Syuaib], cawapres saya mau memberi kultum, memberi pencerahan kepada umat tidak dipersilakan," imbuhnya.
Namun saat itu Ramli tetap tak memberikan panggung bagi Sandiaga. Alasannya, Sandi sebelumnya tak membahas ceramah dengan pengurus masjid.
"Kalau Pak Sandi meminta dan sudah ada agendanya, saya kasih. Mana mungkin saya menolak orang yang mau memberikan pencerahan ke umat Islam," tegasnya.
Ramli juga mengaku tak ada masalah antara dirinya dengan Sandiaga. Justru usai peristiwa itu, kata Ramli, Sandiaga meminta maaf atas sikap Syuaib.
"Beliau langsung menenangkan itu, kok. Kami duduk, dia tepuk paha saya, bilang ‘Sudah-sudah.’ Beliau ikut menenangkan Pak Syuaib," ujarnya.
Tak cuma itu, Ramli berkata, Sandiaga juga berterima kasih karena telah diberi kesempatan salat subuh berjamaah di Masjid Raya Mamuju.
"Masjid Raya tidak pernah untuk politik-politikan. Bupati, gubernur, tidak pernah," pungkasnya.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Dieqy Hasbi Widhana