tirto.id - Tangki 36 T-102 kilang Pertamina Refinery Unit IV Cilacap berisi 31 ribu kiloliter komponen BBM jenis Pertalite terbakar, Sabtu (13/11/2021) pukul 19.30 WIB. Saat itu, hujan deras disertai petir melanda kawasan tersebut.
Warga sekitar menyaksikan petir menyambar, disusul suara dentuman saat kebakaran terjadi di Kilang Cilacap. Kemudian api muncul dan asap membubung. Bahkan beredar gambar dan video di media sosial yang menunjukkan si jago merah menerangi daerah sekitar yang gelap akibat mati listrik.
Munculnya petir saat peristiwa kebakaran di Kilang Cilacap dikonfirmasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Akan tetapi, BMKG tak mengaitkan kemunculan petir sebagai penyebab kebakaran.
BMKG mencatat petir menyambar pukul 18.47 WIB dengan jarak kurang lebih 12 km sebelah timur laut Kilang Cilacap. Petir kedua menyambar pukul 19.23 WIB berlokasi di kecamatan Sidareja dengan jarak kurang lebih 43 km barat laut dari Kilang Cilacap.
Pertamina kemudian menangani kebakaran tangki di Kilang Cilacap dengan metode offensive fire fighting menggunakan kapasitas air 9.000 galon per menit. Bahan pemadaman menggunakan campuran air dan busa. Setelah sempat padam, api kembali muncul.
“Sebenarnya pukul 23.05, api berhasil dipadamkan. Sempat padam sekitar 80 menit, kemudian foam terbuka dan terjadi api yang kedua,” ucap Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dalam konferensi pers daring, Minggu (14/11/2021).
Lantas dilakukan pemadaman lanjutan yang disusul dengan pendinginan hingga titik api benar-benar padam.
Puluhan warga yang bermukim di sekitar lokasi kejadian kemudian mengungsi ke aula Kelurahan Lomanis dan Masjid Baitul Munir.
Api berhasil dipadamkan pada pukul 7.45 WIB hari ini. Pertamina mengklaim situasi terkendali total pada pukul 9.15 WIB.
Nicke menyatakan pihaknya akan menginvestigasi ihwal penyebab kebakaran. Sebagai bentuk tanggung jawab, perusahaan pelat merah itu akan menyediakan tim medis untuk warga setempat yang terdampak kebakaran.
“Penanganan masyarakat juga jadi prioritas Pertamina,” kata dia.
Sementara itu, CEO PT Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengklaim stok semua jenis BBM tergolong aman. Misalnya, BBM jenis Premium stok cukup hingga 27 hari ke depan, Pertamax cukup untuk 15 hari, Pertalite terhitung di atas 10 hari, Solar cukup untuk 20 hari, Avtur cukup buat 35 hari, Pertamax Turbo bisa untuk 50 hari dan LPG tersedia buat 12,7 hari.
"Masyarakat tidak perlu khawatir, pendistribusian BBM berlangsung seperti biasanya, baik di Jawa Tengah maupun sebagian Jawa Barat," kata Alfian.
Pertamina meminta masyarakat tidak panik perihal ketersediaan BBM lantaran stok BBM melebihi standar minimum.
Dalam kasus ini, Pertamina dan kepolisian belum menyimpulkan penyebab kebakaran salah satu tangki di Kilang Cilacap. Tak ada korban jiwa akibat peristiwa tersebut.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Gilang Ramadhan