tirto.id - Demonstrasi #ReformasiDikorupsi di Gedung DPR pada Selasa (24/9), berakhir tindakan pembubaran oleh polisi. Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono menjelaskan sebanyak 254 mahasiswa menjadi korban dari peristiwa itu. Salah satunya Faisal Amir, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Al Azhar Indonesia.
Sekitar pukul 16.22 kemarin, polisi membuang tembakan meriam air dan gas air mata ke arah mahasiswa di depan gerbang depan DPR, Senayan, Jakarta Pusat.
Para demonstran kocar-kacir dengan mata pedih, termasuk Iman Setiawan. Ia mengamankan diri ke arah Bundaran Semanggi. Lalu berdiam diri di sebuah gedung yang belum selesai dibangun di dekat Pulau Dua Restaurant.
"Ada yang jatuh! Ada yang jatuh!" Iman mendengar teriakan itu sekitar pukul 17.40.
Mahasiswa yang tersungkur di jalan itu adalah Faisal Amir. Iman mendekati lelaki berusia 21 tahun itu. Faisal duduk bersandarkan tumpukan kardus. Sebelumnya ia dibopong dari jalan raya.
"[Faisal] sudah tidak sadar," kata Iman. "Dia dibaringkan."
Iman menuturkan ada seseorang yang sempat memberi air putih kepada Faisal untuk pertolongan pertama.
"Dia [Faisal] sudah berdarah di kepala belakang kanan. Dia pakai pakaian dinas harian BEM Al Azhar," lanjut Iman.
Iman tak pernah mengenal Faisal. Namun, ia punya rekan yang menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar Indonesia. Usai menghubungi rekannya, sekitar pukul 18.00, beberapa mahasiswa kampus itu datang. Mereka membawa mobil bak untuk mengangkut korban demonstrasi.
Faisal dibawa ke Rumah Sakit Pelni, Jakarta Barat, dengan mobil bak itu. Selain Faisal, dalam mobil itu ada lebih dari lima mahasiswa lain yang terluka akibat respon berlebihan polisi Indonesia.
Dioperasi Dua Kali
Rahmat, kakak Faisal Amir, mendatangi RS Pelni sekitar pukul 19.30. Di ruang UGD, ia melihat tubuh adiknya ditutupi selimut hijau, terbaring di kasur pasien. Rambut Faisal digunduli.
Seorang dokter menjelaskan hasil ronsen tubuh Faisal kepada Rahmat.
"Luka retaknya itu dari jidat kiri sampai kepala belakang bagian kanan. Memanjang dan menyilang," kata Rahmat.
Selain itu, tulang bahu Faisal patah. Bagian dada dan tangan kanan memar.
"Kata dokter, dia pendarahan di otak."
Sekitar pukul 21.00 kemarin, Faisal dioperasi.
Mula-mula pembedahan untuk membersihkan darah di dalam kepala Faisal. Selesai sekitar pukul 02.00, Rabu (25/9/2019). Lalu operasi membenahi tulang bahunya yang patah. Kini Faisal dalam proses pemulihan usai operasi.
"Sempat minta transfusi darah dari PMI. Karena banyak darah yang hilang," ujar Rahmat.
Rahmat menuturkan, saat demonstrasi, tugas Faisal ialah koordinator rombongan. Dia menjaga keselamatan para mahasiswi Universitas Al Azhar Indonesia. Anak kedua dari tiga bersaudara itu, sebelum ikut berdemonstrasi, telah izin kepada orangtuanya.
Ada tujuh tuntutan dari mahasiswa #ReformasiDikorupsi. Di antaranya: Menolak RKUHP, RUU Pertambangan Minerba, RUU Pertanahan, RUU Pemasyarakatan, RUU Ketenagakerjaan. Mereka juga mendesak membatalkan UU KPK dan UU SDA. Selain itu mereka mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dan RUU Pekerja Rumah Tangga.
Sedangkan tuntutan lain adalah Batalkan pimpinan KPK baru pilihan DPR; menolak TNI-Polri didistribusikan dalam jabatan sipil; hentikan militerisme di Papua; cabut izin korporasi pembakar hutan; dan adili pelaku pelanggaran HAM berat masa lalu.
Rektor Al Azhar Bentuk Tim Investigasi
Rektor Universitas Al Azhar Indonesia Asep Saifuddin menegaskan akan membentuk tim investigasi untuk menyelidiki dugaan kasus penganiayaan terhadap Faisal Amir. Selain itu, ia akan berusaha memberikan bantuan bagi Faisal dan keluarganya.
"Saat ini kami sedang rapat dan dalam waktu dekat akan membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus ini," ujar Asep dilansir dari Antara.
Melalui keterangan pers lain, Asep menjelaskan Faisal merupakan mahasiswa angkatan 2016. Asep mengajak seluruh sivitas akademik kampus mendoakan Faisal lekas pulih.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Dieqy Hasbi Widhana