tirto.id - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengakui pemerintah memiliki banyak masalah dalam penanganan COVID-19. Akan tetapi, pemerintah mulai memperbaiki sejumlah kendala dalam penanggulangan pandemi ini.
Luhut pun meminta agar publik yang masih mengkritik penanganan pandemi belum terkendali agar menemui dia. Sebab, kata dia, pemerintah melihat pelaksanaan vaksinasi diikuti penerapan PPKM darurat, perbaikan penanganan tempat tidur, masalah oksigen serta obat bisa tertangani semua, sehingga 4-5 hari ke depan Indonesia akan membaik.
"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya, sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya. Nanti saya tunjukin ke mukanya bahwa kita terkendali," kata Luhut dalam konferensi pers daring usai rapat terbatas daring, Senin (12/7/2021).
Luhut mengatakan, pemerintah mengambil sejumlah langkah dalam penyelesaian pandemi. Pertama, mobilitas masyarakat berhasil ditekan pada level 10-15 persen dari target 20 persen. Hal tersebut berdasarkan pemantauan Google traffic, FB mobility dan Indeks Cahaya Malam NASA.
Kedua, kata Luhut, pemerintah sudah menyiapkan rumah sakit dan tempat tidur. Luhut menuturkan, pemerintah terus melakukan penambahan tempat tidur di Jakarta dengan berasumsi worst scenario.
Hal tersebut juga dilakukan di Jawa Barat hingga Jawa Timur dan Bali. Selain itu, kata Luhut, pemerintah juga meminta TNI untuk membangun rumah sakit lapangan.
"Kami sudah minta juga supaya TNI membuka RS-RS lapangan sehingga sejumlah RS ini, untuk ICU khususnya, akan makin banyak terpenuhi sehingga mengurangi kesulitan untuk dapat tempat tidur," kata Luhut.
Terkait kelangkaan obat, pemerintah tengah melakukan pembicaraan untuk lisensi produksi Actemra sebagai obat COVID. Selain itu, pemerintah juga akan menggelar program pembagian obat hingga 300 ribu unit. Program ini akan mulai dijalankan pekan ini dengan sasaran orang-orang tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan.
"Presiden sudah putuskan mulai Rabu nanti pekan ini, kita akan launching ada 300.000 paket obat untuk OTG, dan juga untuk yang kelas-kelas penyakit yang masih tidak serius. OTG 10 persen, paket demam dan anosmia 60 persen, dan demam dan batuk 30 persen," kata Luhut.
"Jadi paket obat ini akan menjangkau hampir 210.000 kasus aktif yang kita berikan dan ini akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan," tambah Luhut.
Luhut mengaku, pemerintah akan membagikan ratusan ribu obat tersebut oleh TNI dan sejumlah elemen masyarakat. Saat ini, prosedur pembagian obat masih dalam perbincangan.
Kemudian, pemerintah juga telah memutuskan impor oksigen untuk menyelesaikan polemik krisis oksigen. Pemerintah mengimpor 40 ribu ton oksigen liquid untuk penanganan COVID serta mengimpor oksigen konsentrator. Oksigen konsentrator itu akan dibagikan ke rumah sakit karena bisa menyimpan 5 liter oksigen selama 5 hari.
Pemerintah juga mulai membagikan bantuan sosial (bansos). Pemerintah akan membagikan bantuan beras lewat TNI-Polri sebagai upaya mencegah rakyat kelaparan. Pembagian akan dilakukan di berbagai titik dengan jumlah 5-10 kilogram.
Sementara itu, proses vaksinasi juga akan digenjot pemerintah. Luhut mengatakan, pemerintah memiliki 45 juta dosis vaksin. Jumlah tersebut bertambah menjadi 45 juta dosis di bulan ini sehingga pemerintah akan menggenjot vaksinasi dengan mendatangi langsung warga terutama daerah marginal.
"Jadi pinggiran-pinggiran kota langsung tim akan menyuntikkan di sana dan itu saya kira bisa berjalan Minggu ini," kata Luhut.
Luhut meyakini, perbaikan tersebut bisa membuat kondisi penyebaran COVID melandai dan masalah bisa ditangani dengan baik. Ia menerangkan, presiden bertanggung jawab penuh dan mengambil keputusan secara terintegrasi.
"Presiden berikan direktif yang sangat jelas, dan presiden saya katakan, incharge di semua ini dan kami sebagai pelaksananya tidak ada masalah. Semua kami putuskan secara terintegrasi. Semua kami putuskan secara terintegrasi," kata Luhut.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz