Menuju konten utama

KPU Koreksi Data Anomali Hasil Pilpres, Pileg DPR, dan Pileg DPD

KPU telah melakukan perbaikan data suara Pilpres sebanyak 154.541 TPS, Pileg DPR 13.767 TPS, dan Pileg DPD 16.450 TPS.

KPU Koreksi Data Anomali Hasil Pilpres, Pileg DPR, dan Pileg DPD
Ketua KPU Hasyim Asy’ari membetulkan posisi kacamata saat konferensi pers di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (23/2/2024). KPU mencatat 90 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia dengan rincian 60 orang merupakan petugas KPPS dan 30 orang lainnya petugas ketertiban TPS. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/aww.

tirto.id - Ketua KPU RI, Hasyim Asyari, mengungkap perbaikan data anomali atau data yang tidak sinkron antara formulir C hasil plano TPS dengan unggahan yang menjadi hasil konversi angka di sistem rekapitulasi informasi (Sirekap).

Dalam paparannya, Hasyim menyebut ada 154.541 TPS yang telah dikoreksi data suaranya yang merupakan bagian dari perolehan Pilpres 2024.

"Untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sebanyak 154.541 TPS," kata Hasyim di Kantor KPU RI, Selasa (27/2/2024).

Hasyim menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan proses perbaikan data sejak 15 Februari 2024. Selain perbaikan data Pilpres, Hasyim menyebut KPU telah melakukan perbaikan data Pileg DPR RI dan DPD RI. Untuk Pemilu DPR RI sebanyak 13.767 TPS. Untuk Pemilu DPD RI sebanyak 16.450 TPS.

"Terkait dengan adanya data anomali dalam Sirekap, KPU sedang melaksanakan

perbaikan data sejak tanggal 15 Februari 2024 sampai saat ini," kata Hasyim.

Dirinya menyampaikan bahwa proses perbaikan data tidak hanya di level pusat, tapi juga di level daerah. Hasyim menyebut proses perbaikan pemilihan di daerah dilakukan oleh KPU setempat.

"Sedangkan data anomali dalam Sirekap untuk Pemilu DPRD Provinsi dan Pemilu DPRD Kabupaten/Kota dilakukan proses perbaikan data oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota," kata Hasyim.

Sebelumnya Komisioner KPU RI, Idham Holik, menerangkan bahwa proses koreksi dilakukan secara bertahap. Dalam temuannya kesalahan sistem terjadi karena salah dalam membaca angka di formulir model C Hasil yang diunggah.

"Jadi begini, misal angka 3 itu terbaca 8. Misalnya angka 2 itu terbaca 7, maka untuk sementara tampilan publiknya masih menggunakan tampilan yang terakhir," kata Idham.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - News
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Irfan Teguh Pribadi