Menuju konten utama

Kota di Florida Bayar Tebusan Rp8,5 Miliar Pada Peretas Sistem Data

Kota Riviera Beach City di Florida bayar tebusan hingga Rp8,5 miliar kepada peretas sistem data kota tersebut.

Kota di Florida Bayar Tebusan Rp8,5 Miliar Pada Peretas Sistem Data
Ilustrasi hacker. FOTO/istock

tirto.id - Sebuah kota di negara bagian Florida, Amerika Serikat, yakni Riviera Beach City telah sepakat untuk membayar tebusan sebesar 600.000 dolar AS atau sekitar Rp8,5 miliar kepada peretas yang mengenkripsi data melalui sebuah ransomware.

Dewan kota Riviera Beach City telah sepakat untuk menebus data dan sistem kota yang disandera peretas tiga minggu yang lalu. Selain itu, dewan kota juga sepakat untuk membeli komputer dan perangkat keras baru yang menghabiskan anggaran lebih dari 1 juta dolar AS setelah serangan terjadi.

Berdasarkan informasi dari AP News, Kamis (20/6/2019), para peretas kemungkinan masuk ke sistem kota ketika seorang karyawan mengklik tautan email yang memungkinkan mereka untuk mengunggah malware.

Malware tersebut berupa ransomware yang dimanfaatkan peretas untuk mengenkripsi data dan sistem kota. Akibat serangan ini, sistem kota Riviera Beach terganggu dan menimbulkan sejumlah masalah baru karena data yang dibutuhkan dienkripsi dan disandera oleh peretas.

Ransomware menurut US-CERT merupakan jenis perangkat lunak berbahaya atau malware, yang dirancang untuk menolak akses ke sistem komputer atau data hingga tebusan dibayarkan.

Ransomware biasanya menyebar melalui email phishing atau dengan tidak sengaja mengunjungi situs web yang terinfeksi.

Akibat enkripsi data oleh peretas, kota Riviera Beach mengalami sejumlah masalah seperti sistem email yang dinonaktifkan, karyawan dan vendor dibayar dengan cek dan bukan setoran langsung, dan operator 911 tidak dapat memasukkan panggilan ke komputer.

Juru bicara kota Riviera Beach, Rose Anne Brown, mengatakan bahwa pihaknya telah berkonsultasi dengan konsultan keamanan luar dan mendapatkan rekomendasi untuk menebus data yang terkena enkripsi. Dia mengakui tidak ada jaminan bahwa setelah peretas menerima uang mereka akan membebaskan data mereka.

Peretas tersebut menuntut pembayaran dalam bentuk cryptocurrency, yakni bitcoin. Penggunaan bitcoin sebenarnya dapat dilacak ketika digunakan, tetapi pemilik akun tetap tidak bisa diketahui. Hal ini membuat bitcoin menjadi metode pembayaran yang disukai dalam serangan ransomware.

Baca juga artikel terkait PERETASAN SITUS atau tulisan lainnya dari Ditya Pandu Akhmadi

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Ditya Pandu Akhmadi
Penulis: Ditya Pandu Akhmadi
Editor: Yantina Debora