Menuju konten utama

Korban Kebakaran di Cawang Minta Pemerintah Bantu Bangun Rumah

Kebakaran terjadi di RT 04/01 Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (9/10/2019) malam.

Korban Kebakaran di Cawang Minta Pemerintah Bantu Bangun Rumah
Salah satu rumah warga, Mohammad Idris, yang hanya terbakar pada bagian atas, Kamis (10/10/2019). tirto.id/Alfian Putra Abdi

tirto.id - Ketua RT 04/01 Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Mohammad Yusuf mengaku panik ketika api tiba-tiba muncul dari salah satu rumah warga. Peristiwa itu terjadi menjelang waktu salat Isya pada Rabu (9/10/2019).

"Apinya cepat sekali. Kami padamkan di titik ini, tiba-tiba di belakang muncul kebakaran lagi," ujarnya kepada tirto di lokasi, Kamis (10/10/2019). "Api merembet dari atas, menjalar dari kabel listrik."

Selain merembet dari kabel listrik, Yusuf menduga, kebakaran meluas cepat karena kondisi cuaca saat itu berangin. Sebab lain dari kebakaran itu, menurut Yusuf, kontruksi bangunan yang tak semua terbuat dari tembok semen melainkan kayu.

"Sembilan mobil pemadam coba mematikan api dari segala penjuru, kami dikepung mobil pemadam," ujarnya. "Warga juga secara mandiri meminjam hydrant dari gedung Nindya dan apartemen Signature."

Yusuf juga tak mengetahui jelas penyebab api dari mana. Sampai saat ini ia masih mendengar kisah-kisah sumir saja.

"Katanya sih dari atap rumah warga. Enggak tahu, apakah listrik, atau apa," ujarnya.

Kebakaran terjadi di lokasi RT 04 dan RT 05 yang berada dalam lingkup RW 01. Menurut Yusuf, total rumah yang terbakar ada 40 rumah termasuk rumahnya sendiri.

"Kalau korban jiwa ada 120 jiwa dan 60 KK. Itu untuk dua RT yah," ujarnya. "Alhamdulillah tidak ada korban nyawa, cuma harta saja, serta warga ada yang sesak napas dan terkilir kakinya gara-gara lompat dari lantai dua rumahnya."

Salah satu warga yang melompat dari lantai dua rumahnya itu bernama Hafidz (19). Menurut penuturan pamannya yang bernama Mohammad Idris, Hafidz panik ketika tiba-tiba mengetahui api sudah sampai rumahnya atau tepatnya kamarnya yang berada di lantai dua.

"Mungkin waktu itu dia kaget, enggak tahu lagi cara jalan keluar bagaimana, akhirnya loncat," ujar Idris kepada tirto di lokasi. "Sekarang dia dirawat di rumah Neneknya, kakinya keseleo kayaknya."

Dari pantauan Tirto di lokasi, rumah Idris dan Hafidz tidak sepenuhnya terbakar. Rumah bagian bawahnya tidak terlalu parah, tapi bagian atasnya yang sudah gosong.

"Api menjalarnya dari atas. Jadi yang bawah nggak terlalu parah. Yang atas itu kan dari kayu juga," ujarnya.

Idris sama seperti Yusuf, ia tak mengetahui pasti penyebab kebakaran yang terjadi. "Ada yang bilang karena aku listrik korsleting, ada yang bilang macem-macem. Saya belum tahu pasti," ujarnya.

Namun demikian, mereka sama-sama berharap ada bantuan dari pemerintah untuk membangun rumahnya kembali. Sebab menurut Idris, ia dan keluarga lainnya tidak mungkin akan tinggal di tenda pengungsian terus-menerus.

Sementara Yusuf berharap setidaknya pemerintah membangunkan rumah semi permanen bagi warga terdampak, melihat kondisi perekonomian warganya yang tak memungkinkan membangun rumah secara mandiri.

"Lihat saja warga di sini, apa sih pekerjaannya. Kalau harus bangun sendiri, uangnya nggak ada," ujarnya.

Sampai dengan saat ini warga terdampak sudah mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial berupa pembangunan 4 tenda pengungsian, dari Kecamatan Kramat Jati kotak MCK, dan beberapa komunitas relawan juga membagi-bagikan kaos dan makanan.

Baca juga artikel terkait KEBAKARAN atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Widia Primastika