tirto.id - Pembukaan Asian Games 2018 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Sabtu (18/8/2018) menjadi momentum sejarah bagi Korea Selatan dan Korea Utara. Kedua negara bersatu dalam satu bendera Korea Bersatu.
Korea Selatan dan Korea Utara sepakat untuk bersatu di bawah bendera Unifikasi Korea selama Asian Games 2018 setelah konflik yang berkepanjangan di antara dua negara bersaudara itu.
Ketua Dewan Olimpiade Asia (OCA) Sheikh Ahmad Fahad Al-Sabah menyatakan penyelenggaraan Asian Games ke-18 di Indonesia mencetak sejarah karena telah menyatukan dua negara di Semenanjung Korea.
"Kita mencetak sejarah hari ini, karena Korea Selatan dan Korea Utara bergabung dalam satu tim untuk berkompetisi di Asian Games 2018," kata Al-Sahab dalam sambutannya.
Saat kontingen Korea Bersatu masuk ke GBK, penonton menyambut dengan meriah dan tepuk tangan dari para penonton.
Kedua negara juga telah bersatu dalam cabang olahraga basket, namun dalam cabang-cabang lain masih berdiri sendiri.
Ajang olahraga Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang ini menjadi 'penanda baik' kesepakatan damai kedua negara. Bangsa Korea terpecah setelah Perang Dunia II menjadi Korea Selatan yang berbentuk republik dan Korea Utara yang berhaluan komunis.
Korea Utara dan Korea Selatan mengklaim kedaulatan di atas seluruh semenanjung Korea. Keduanya terlibat dalam Perang Korea tahun 1950. Perang ini diakhiri dengan gencatan senjata pada 1953, namun hingga kini perjanjian perdamaian tidak pernah ditandatangani.
Asian Games ke-18 sendiri diikuti 45 negara dengan 11.478 atlet pada 40 cabang olahraga dan berlangsung di dua kota utama Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus hingga 2 September 2018.
Editor: Agung DH