tirto.id - Belum lama ini video promosi tentang obat penyakit diabetes melitus (DM) yang dikaitkan dengan eks Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mencuat di jagat maya Facebook. Video pendek berdurasi 1 menit 9 detik ini menunjukkan sosok dokter Terawan tengah menyatakan kemanjuran obat diabetes yang diraciknya.
“Beberapa orang tidak percaya dengan efek obat kami, tetapi ribuan pasien yang telah mempercayai saya telah sembuh dari diabetes untuk selamanya,” katanya dalam sebuah video yang diunggah akun Facebook bernama "Ashanti Calderon".
Disebutkan, alasan efektifnya obat ini adalah karena ia bekerja pada penyebab diabetes, bukan menutupi gejalanya. Sebanyak 98 persen orang dikatakan merasa benar-benar sehat hanya dalam waktu dua minggu.
Akun pengunggah juga mengklaim, seorang wanita Indonesia berusia 58 tahun sembuh dari diabetes dalam waktu satu bulan berkat obat Terawan. Video itu kemudian memperlihatkan wajah seorang perempuan dengan tudung berwarna merah, lengkap dengan narasi pengakuannya.
Hingga Senin (18/9/2023), video yang tersebar sejak Jumat (11/8/2023) ini sudah 669 ribu kali diputar, dan menuai 3.300 tanda suka serta 460 komentar.
Lalu, bagaimana faktanya? Benarkah video Terawan nyatakan kemanjuaran obat diabetes tersebut?
Penelusuran Fakta
Setelah menonton videonya sampai tuntas, Tim Riset Tirto mendapati gerakan bibir para tokoh dalam video terlihat kaku dan tidak sinkron dengan audionya, sehingga ada kemungkinan bahwa video ini adalah hasil suntingan. Tirto lalu mencoba mengidentifikasi gambar perempuan berjilbab merah, yang diklaim sebagai pasien DM yang sudah sembuh.
Kami memasukkan foto itu ke situs pendeteksi konten buatan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), yakni hivemoderation.com/ai-generated-content-detection.
Hasilnya, persentase kemungkinan gambar perempuan tersebut dibuat oleh AI mencapai 99,9 persen. Dengan kata lain foto itu merupakan hasil manipulasi dan subjeknya tidak benar-benar nyata.
Tirto mencoba mengukur kredibilitas hasilnya dengan membandingkan persentase deteksi AI pada gambar Terawan dalam video. Ketika kami memasukkan foto Terawan, hasilnya menunjukkan angka 0,8 persen alias tidak terdeteksi sebagai konten yang dibuat oleh AI.
Selanjutnya Tirto mencoba menyalin foto Terawan ke alat telusur gambar Yandex. Dari penelusuran itu kami menemukan gambar serupa diunggah di laman berita Detik pada 2019. Artikel yang menggunakan foto Terawan tersebut tidak berkaitan dengan promosi obat diabetes, melainkan terkait mutasi dan promosi jabatan 60 perwira tinggi (Pati) oleh Mabes TNI.
Mutasi terhadap Terawan kala itu disebabkan lantaran dirinya ditunjuk Presiden Jokowi untuk menduduki posisi Menkes.
Adapun terkait klaim utama yang disebutkan, Tirto melakukan penelusuran Google dengan kata kunci “Terawan promosi obat diabetes”. Dilansir Media Indonesia, Rabu (24/8/2023), Anthony Budi sebagai salah satu sahabat Terawan menyatakan, iklan produk diabetes yang mencatut nama Terawan merupakan hoaks.
Ia bilang, Terawan tidak pernah mau mempromosikan suatu produk kesehatan, apalagi produk kesehatan yang jelas-jelas tidak terkait dengan keahliannya.
Terawan sendiri merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan sempat melanjutkan studi pascasarjana radiologi di Universitas Airlangga, Surabaya. Kemudian mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto itu mengenyam pendidikan doktoral di Universitas Hasanuddin, Makassar.
Itu artinya, Terawan tak punya spesialiasi untuk menyembuhkan penyakit diabetes. Mengutip Alodokter, dokter radiologi berperan dalam mendeteksi, membantu diagnosis, dan mengobati penyakit menggunakan prosedur pencitraan, seperti foto Rontgen, ultrasonografi (USG), Computed Tomography Scan (CT scan), hingga Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Klaim Terawan promosi obat diabetes ini sebenarnya telah beredar sejak Juli 2023 dan telah dinyatakan salah oleh lembaga pemeriksa fakta Tempo dan Kompas.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) dr. Heru Wijono, SpPD mengatakan belum ditemukan terapi pada diabetes dengan hanya sekali terapi.
“Sampai sekarang belum ada. Semua terapi yang menjanjikan harus melalui uji klinis untuk memastikan aman dikonsumsi masyarakat,” kata Heru, menukil Tempo, Selasa (11/7/2023).
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang sudah dilakukan, video Facebook yang menunjukkan Terawan mempromosikan obat diabetes beserta pengakuan kemanjuran obat dari pasien diabetes bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Adapun persentase kemungkinan gambar perempuan dalam video dibuat oleh AI mencapai 99,9 persen. Dengan kata lain foto itu merupakan hasil manipulasi dan subjeknya tidak benar-benar nyata. Foto Terawan yang digunakan serupa dengan header berita Detik tentang mutasi dan promosi jabatan 60 perwira tinggi (Pati) oleh Mabes TNI.
Salah seorang sahabat Terawan, Anthony Budi, menyatakan, iklan produk diabetes yang mencatut nama Terawan merupakan hoaks.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty