tirto.id - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) akan memilih ketua dalam kongres pertama organisasi ini di Hotel Akmani, Jakarta, pada Selasa (22/8/2017). Ketua Presidium AMSI Wenseslaus Manggut mengatakan sudah ada sekitar 5-7 nama kandidat yang bersedia maju ke pemilihan Ketua AMSI.
"Dari daerah ada, dari Jakarta juga ada," kata Manggut di Hotel Akmani, Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Manggut tidak menjelaskan nama-nama kandidat tersebut. Dia juga mengatakan AMSI tidak mematok syarat khusus mengenai figur ketua organisasi ini. Syarat utamanya hanya para kandidat itu sudah menjadi anggota AMSI dan siap berkompetisi. Dia mengingatkan AMSI merupakan asosiasi bisnis media sehingga di proses pemilihan para anggota hanya memilih perusahaan.
Meskipun demikian, Manggut memastikan para kandidat tersebut harus mempunyai semangat untuk membangun media digital di Indonesia. Dia mengimbuhkan mereka juga mesti berkeinginan menjaga kualitas jurnalisme digital.
"Kalau kita jorok, konten kita jorok, dari sisi bisnis juga kita susah, tapi kalau konten kita pruden, itu dari sisi bisnis mestinya juga pruden,” kata dia.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono menilai Ketua AMSI harus memenuhi sejumlah syarat utama. Pertama, Ketua AMSI harus berasal dari media yang jelas. Kedua, kandidat itu memiliki kapasitas dan berintegritas.
"Kapasitas dan berintegritas cukup penting karena sekarang ini sangat banyak sekali problem yang dihadapi media baru, terutama yang berbasis internet," kata Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia tersebut.
Suwarjono mengeluhkan media siber di Indonesia masih direcoki dengan menjamurnya pers abal-abal yang tidak profesional dan miskin integritas. Karena itu, dia berpendapat figur pimpinan AMSI harus berasal dari kalangan pers yang menjunjung profesionalitas dan integritas.
"Kalau tidak, organisasi ini hanya jadi macan ompong," kata Suwarjono.
Dia menambahkan figur pimpinan AMSI tidak hanya harus mengetahui betul seluk-beluk bisnis media siber, tapi juga tantangan jurnalisme online di tengah ancaman kebebasan pers, masih maraknya pelanggaran etika jurnalisme dan minimnya kesejahteraan pekerja media.
Suwarjono mencontohkan, terkait dengan ancaman kebebasan pers, tantangan justru kerap muncul dari dalam, yakni pemilik media yang memiliki afiliasi dengan kelompok politik tertentu. Masalah tersebut selama ini membuat banyak media siber rentan menjadi alat kampanye pemiliknya.
Selain itu, Suwarjono mengingatkan figur Ketua AMSI perlu memperhatikan realitas banyaknya media siber bermutu di berbagai daerah tapi terpaksa beraktivitas dengan modal cekak. Pemberdayaan media-media siber gurem itu penting menjadi perhatian AMSI.
Suwarjono juga mencontohkan sejumlah kandidat yang layak memimpin AMSI saat ini misalnya Wanseslaus Manggut (Ketua Presidium AMSI), Arifin Asydhad (Pemimpin Redaksi Kumparan.com), Heri Triyanto (Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia) atau Iin Yumiyanti (Pemimpin Redaksi Detik.com). Dia menegaskan, selain nama-nama itu, masih banyak sejumlah kandidat potensial lainnya.
Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Heri Triyanto enggan menanggapi dukungan untuk dirinya agar maju sebagai kandidat Ketua AMSI. Akan tetapi, dia berharap Ketua AMSI terpilih mampu mengorganisir ratusan media siber di Indonesia dan mendorong organisasi ini aktif berkomunikasi dengan Dewan Pers.
"Menjadi Konstituen dewan pers, artinya keberadaan atau eksistensi media siber itu diakui juga dalam industri pers," kata Heri.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Addi M Idhom