Menuju konten utama

Kondisi Terkini Kebakaran Gunung Lawu & Status Tanggap Darurat

Pemkab Ngawi, Jawa Timur, menetapkan Status Tanggap Darurat kejadian bencana kebakaran (karhutla) Gunung Lawu selama 14 hari.

Kondisi Terkini Kebakaran Gunung Lawu & Status Tanggap Darurat
Asap mengepul dari lokasi kebakaran hutan Gunung Lawu terlihat dari Karanggubito, Kendal, Ngawi, Jawa Timur, Senin (2/10/2023). ANTARA FOTO/Siswowidodo/tom.

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah siap mengoperasikan satu helikopter untuk melakukan pengeboman air (water bombing) di Gunung Lawu yang mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Insyaallah upaya water boming (pengeboman air) akan dilakukan Selasa pagi sekitar jam 09.00 WIB," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Timur Gatot Soebroto, sebagaimana diberitakan Antara, Senin (2/10/2023).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur bersama instansi terkait memetakan area hutan dan lahan yang terbakar di Gunung Lawu guna mendukung operasi pemadaman kebakaran menggunakan metode pengeboman air.

Seusai rapat koordinasi penanganan kebakaran hutan dan lahan di Gunung Lawu di Kabupaten Ngawi, Senin sore, Gatot Soebroto menyampaikan bahwa pemetaan lokasi kebakaran hutan dan lahan dilakukan untuk memudahkan upaya pemadaman dari udara.

Ia mengatakan bahwa pemetaan juga mencakup lokasi sumber air yang akan digunakan untuk melakukan pengeboman air.

Rencananya, menurut dia, air untuk operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan dari udara diambil dari Telaga Sarangan di Kabupaten Magetan menggunakan sarana dengan kapasitas angkut sekitar 1.000 liter sebanyak 50 kali.

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di lereng Gunung Lawu sejak 29 September 2023 sampai Senin sore belum dapat dipadamkan.

Upaya pemadaman dari darat masih dilakukan oleh petugas BPBD Provinsi Jawa Timur, Agen Bencana Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan, TNI, Polri, Polisi Hutan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Dinas Pemadam Kebakaran, dan Perhutani bersama sukarelawan dan warga.

"Diharapkan dengan upaya water boming karhutla di kawasan Gunung Lawu dapat segera teratasi," kata Gatot.

BPBD Jawa Timur bersama Perhutani juga berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait di Provinsi Jawa Tengah dalam upaya memadamkan kebakaran di Gunung Lawu karena kebakaran yang semula terjadi di wilayah Ngawi dan Magetan di Jawa Timur telah meluas ke wilayah Karanganyar di Jawa Tengah.​​​​​​​

Kebkaran hutan Gunung Lawu

Petani merawat tanaman dengan latar belakang asap mengepul dari lokasi kebakaran hutan Gunung Lawu di Majasem, Kendal, Ngawi, Jawa Timur, Senin (2/10/2023). ANTARA FOTO/Siswowidodo/tom.

Pemkab Ngawi Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Karhutla 14 Hari

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur, menetapkan Status Tanggap Darurat kejadian bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Lawu selama 14 hari.

"Bupati Ngawi menetapkan Status Tanggap Darurat kejadian bencana karhutla Gunung Lawu, dengan menerbitkan surat, selama 14 hari terhitung sejak tanggal 30 September hingga 13 Oktober 2023," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ngawi Prila Yuda Putra di Ngawi, Senin (2/10/2023).

Menurutnya, penetapan status tersebut diberlakukan menyusul karhutla di Gunung Lawu yang belum tuntas padam. Bahkan api masih terlihat hingga Senin (2/10/2023) siang. Karhutla Gunung Lawu sudah menjalar ke wilayah sekitar seperti Kabupaten Magetan dan Karanganyar, Jawa Tengah.

Kebakaran hutan di Gunung Lawu pertama kali muncul di wilayah Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, sejak beberapa hari terakhir. Meskipun hutan di Gunung Lawu telah mengalami beberapa kali kebakaran dalam sebulan terakhir.

Selain lahan kering, kebakaran yang kini kembali terjadi terjadi juga semakin meluas karena kondisi angin yang bertiup kencang.

Berdasar data BPBD setempat, titik api muncul dari Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Manyul dan Campur Rejo, Kecamatan Jogorogo, area Gunung Lawu sisi utara masuk Kabupaten Ngawi, dan dilaporkan meluas.

Awalnya, pemadaman dilakukan secara manual dan membuat ilaran yakni parit penyekat api di sekitar lokasi titik api yang tergolong cukup curam. Hingga upaya pemadaman dengan menggunakan water bombing.

Untuk luasan lahan yang terbakar hingga kini diperkirakan sudah mencapai 200-an hektare. Penyebab kebakaran hutan tersebut juga belum diketahui.

Tindak lanjut dari Status Tanggap Darurat, kata dia, petugas telah mendirikan posko peninjauan di Desa Ngrayudan, Kecamatan Jogorogo, Ngawi. Pemkab Ngawi juga menyediakan dapur umum yang berlokasi di lingkungan kantor Desa Ngrayudan.

Hal yang sama dilakukan Pemkab Magetan. BPBD setempat juga mendirikan Posko Relawan dan dapur umum di Desa Ngiliran, Kecamatan Panekan, Magetan, guna memantau penanganan karhutla Gunung Lawu. Posko tersebut merupakan lokasi terdekat dari titik api yang bisa diakses para petugas dan relawan.

"Terima kasih kepada seluruh relawan yang telah berpartisipasi dalam mengatasi kebakaran hutan Gunung Lawu. Tetap jaga keamanan itu yang utama," kata Pj Bupati Magetan Hergunadi.

Kejadian kebakaran di lereng Gunung Lawu ini tidak sekali terjadi. Pada pertengahan November 2019, peristiwa yang sama juga terjadi di sisi selatan wilayah Magetan, Jawa Timur. Selain itu, pada pertengahan Juni 2018 silam, kebakaran hutan juga terjadi di sisi utara lereng Gunung Lawu sehingga seluruh jalur pendakian menuju puncak ditutup.

Baca juga artikel terkait KEBAKARAN GUNUNG LAWU

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Maya Saputri