tirto.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melalui laman resmi media sosial Twitternya mengatakan video yang beredar di grup WhatsApp soal banjir lahar dingin terjadi pada 2011.
"Beredar di grup WhatsApp video banjir lahar di Kali Gendol, Gunung #Merapi. Video tersebut bukan kejadian lahar tekini, melainkan kejadian tahun 2011. Masyarakat diimbau untuk tidak panik, dan tetap mengikuti informasi terkini dari BPPTKG. #BPPTKG #statuswaspada sejak 21 Mei 2018," tulis akun Twitter BPPTKG melalui akun resminya.
Beredar di grup WhatsApp video banjir lahar di Kali Gendol, Gunung #Merapi. Video tsb bukan kejadian lahar tekini, melainkan kejadian tahun 2011.
— BPPTKG (@BPPTKG) November 21, 2019
Masyarakat diimbau untuk tidak panik, dan tetap mengikuti informasi terkini dari BPPTKG.#BPPTKG#statuswaspada sejak 21 Mei 2018 pic.twitter.com/wgDN3uQw0h
Selain beredar di grup WhatsApp video banjir lahar di Kali Gendol tersebut juga beredar di medis sosial Facebok.
Salah satu akun yang mem-posting video tersebut adalah Bambang Susetyo, video tersebut diberi keterangan "banjir lahar kali gendol" dan di unggah pada 19 November pukul 07.07 WIB.
Selain Bambang Susetyo, akun lain Hadi Ismail juga mem-posting video tersebut dan diberi keterangan "Lahar dingin Gunung Merapi kemarin ke arah hulu kali gendol". Video tersebut diunggah pada akunnya pada Selasa 19 November.
Sementara untuk kondisi Gunung Merapi terkini, berikut data dan hasil pengamatan serta keterangan tertulis yang diterima redaksi Tirto dari BPPTKG untuk pantauan aktivitas Gunung Merapi, Kamis (21/11/2019) pukul 06.00 hingga 12.00 WIB.
Meteorologi
Cuaca berawan dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara berkisar antara 21-30 derajat celsius dan kelembaban udara 19-85 persen, serta tekanan udara 568-709 mmHg.
Visual
● Gunung Merapi terlihat kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Kegempaan
■ Guguran (Jumlah: 1, Amplitudo: 2 mm, Durasi: 26 detik)
■ Low Frekuensi (Jumlah: 1, Amplitudo: 2 mm, Durasi: 16 detik)
■ Tektonik Jauh (Jumlah: 1, Amplitudo: 2 mm, S-P: tak terbaca, Durasi: 55 detik)
Kesimpulan
Tingkat aktivitas Gunung Merapi level II (waspada).
Rekomendasi BPPTKG
1. Potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava serta jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif.
2. Area dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia.
3. Masyarakat agar mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun letusan eksplosif.
4. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi.
5. Informasi aktivitas Gunung Merapi dapat diakses melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 Mhz, melalui telepon (0274) 514180/514192, website www.merapi.bgl.esdm.go.id, dan media sosial BPPTKG (facebook: infobpptkg, twiter: @bpptkg).
Sementara, Kepala Kelompok Analisa dan Prakiraan Cuaca BMKG Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa menginformasikan cuaca disekitar Gunung Merapi saat ini cerah berawan.
"Merapi saat ini cerah berawan. Tidak ada cuaca yang signifikan. Dari citra radar dan citra satelit pantauan cuaca di sekitar Merapi clear (no cloud). Tidak terdeteksi juga adanya low pressure area di sekitar Perairan Jawa," ujar Sigit, berdasar pantauan BMKG pukul 14.10 WIB.
Sebelumnya sempat terjadi letusan di Gunung Merapi pada 17 November 2019 pukul 10:46 WIB lalu. Letusan Gunung Merapi saat itu tercatat di seismogram dengan amplitude max 70 mm dan durasi 155 detik. Teramati kolom letusan setinggi (kurang lebih) 1000 meter.
-----------------------------------------------------------------------------
Prakiraan cuaca dan status Gunung Merapi ini masih bisa berubah sewaktu-waktu, Anda bisa update informasi terbaru melalui laman resmi BMKG dan BPPTKG.
Editor: Agung DH