tirto.id - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) meminta Bank Indonesia (BI) untuk kembali menahan suku bunga acuan di 5,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) April 2023. Hal ini mempertimbangkan kondisi ekonomi dalam negeri masih cukup baik.
"Dengan kondisi ekonomi yang sedang dalam tren kenaikan dan inflasi relatif terkendali, lebih baik Bank Indonesia tidak menaikkan suku bunga acuan," kata Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Ajib Hamdani kepada Tirto, Senin (17/4/2023).
Dia menjelaskan di momen Ramadan dan Lebaran saat ini likuiditas akan mengalir lebih deras, dan berdampak pada perekonomian di tanah air. Sementara itu, dari sisi konsumen suku bunga yang tetap akan menambah daya dorong mengalirnya likuiditas dan menjaga daya beli masyarakat.
Sedangkan dari sisi produksi dan pengusaha, demand yang mulai kembali menjadi hal positif dan harus terus diberikan insentif terbaik.
"Jadi, dari sudut pandang demand dan supply, secara umum lebih positif kalau Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuan," pungkas dia.
Dalam RDG Mei lalu, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di 5,75 persen. Selain itu, bank sentral juga menahan suku bunga deposit facility tetap sebesar 5,0 persen persen dan suku bunga lending di 6,5 persen.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan keputusan ini tetap konsisten untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke
depan. Bank Sentral meyakini suku bunga yang ada saat ini 5,75 persen memadai untuk mengarahkan inflasi inti tetap berada pada kisaran 3 plus minus 1 persen pada semester I-2023.
"Dan inflasi indeks harga konsumen IHK kembali ke dalam sasaran 3 plus minus satu 1 persen di semester II-2023, mulai September 2023 yang akan datang" jelasnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin