tirto.id - Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam menyebut pihaknya telah berkomunikasi dengan Aremania yang merupakan suporter klub sepak bola Arema terkait kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan korban.
Dari komunikasi tersebut, Anam menyebut pihaknya telah mendapatkan bukti berupa pesan suara (voice note) hingga video saat kejadian.
"Kami Komnas HAM sudah berkomunikasi cukup mendalam dengan beberapa teman-teman Aremania. Kami mendapatkan beberapa keterangan fakta ya, termasuk kami mendapatkan berbagai video, voice note juga kami mendapatkannya, ini bekal bagi kami untuk turun ke lapangan besok," kata Anam dalam keterangan persnya, Minggu (2/10/2022).
Anam menyebut pihaknya akan menindaklanjuti bukti-bukti tersebut dengan menemui langsung para saksi mata tragedi kerusuhan tersebut di Malang.
"Kami besok tim dari penantauan dan penyelidikan sudah berada di Malang dan sudah bikin komitmen dengan beberapa keluarga korban, dengan beberapa teman-teman Aremania untuk bisa bertemu dan memberikan keterangan langsung pada Komnas HAM," ujar Anam.
Diketahui, Pertandingan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya yang berakhir 2-3 untuk tim tamu berakhir ricuh. Ribuan suporter Arema FC turun ke lapangan meluapkan emosi karena timnya kalah. Kapolri Jenderal Listyo Sigit menegaskan bahwa jumlah korban meninggal mencapai 125 orang.
"Terkonfirmasi sampai saat ini terverifikasi yang meninggal jumlahnya dari awal diinformasikan 129, saat ini data terakhir dari hasil pengecekan oleh DVI dan diverifikasi dengan dinas kesehatan jumlahnya 125 karena ada yang tercatat ganda," kata Sigit di Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022).
Selain korban jiwa, sekitar 13 mobil rusak dalam kejadian tersebut, 10 di antaranya mobil dinas milik Polri, mobil patroli, mobil truk Brimob, mobil Patwal, mobil K9 dan juga ada mobil pribadi.
Presiden Jokowi sudah mengambil sikap atas kejadian yang menewaskan ratusan jiwa tersebut. Ia memerintahkan ada pemberian pengobatan kepada para korban. Jokowi juga menginstruksikan penghentian Liga 1 serta pengusutan atas kerusuhan tersebut.
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Maya Saputri