Menuju konten utama

Komedian Terkaya di Dunia

Esais dan motivator paruh waktu, Zen Rahmat Sugito, pernah menulis “Fanatisme tak bisa dikalahkan oleh fanatisme yang lain. Fanatisme hanya bisa ditawarkan dengan humor”. Tapi jika humor menjadi komoditas, siapakah yang paling kaya di antara mereka yang menjualnya?

Komedian Terkaya di Dunia
Eddie Murphy [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Horace Walpole, politisi dan penulis Inggris di abad ke-18, kerap menuliskan kalimat ini dalam surat-suratnya: "Dunia adalah komedi bagi yang berpikir, tetapi tragedi bagi yang perasa." Jika mau, kita bisa melihat sisi lucu dari setiap kejadian buruk, ini yang mungkin menjadi akar lahirnya black comedy.

Komedian punya tempat dekat dalam sejarah peradaban manusia. Mereka lahir sebagai pembawa tawa dan pengingat bahwa betapapun kerasnya hidup selalu ada sisi lucu yang bisa ditertawakan.

Dalam naskah drama Hamlet, Shakespeare menghadirkan tengkorak kepala Yorick yang kemudian memicu monolog panjang. Hamlet bercerita tentang sosok Yorick yang menghibur dan bagaimana komedian yang dulu menjadi pengasuhnya kini berakhir menjadi seonggok tulang.

Jejak komedian penghibur juga bisa dilacak hingga Raja Inggris Henry VIII, yang mempekerjakan pelawak bernama Will Sommers. Kini, profesi itu tetap ada bahkan menjadi karir yang sangat menjanjikan.

Alan Alda, aktor Amerika Serikat, pernah mengucapkan kalimat ihwal humor lewat perannya sebagai Lester: "Komedi adalah tragedi ditambah waktu." Hal yang Anda anggap nestapa hari ini, kelak akan Anda anggap sebagai pengalaman yang membuat Anda tertawa.

Jadi, humor ada dalam rentang pengertian yang luas. Tak harus berbentuk kalimat lelucon. Bisa jadi Anda tertawa karena melihat seorang yang terjatuh ke selokan dan rambut palsunya terlepas, atau melihat mantan kekasih Anda semakin cantik. Setiap hal bisa jadi lucu tergantung bagaimana Anda melihatnya.

Itulah mengapa komedian menjadi pekerjaan yang sangat rumit. Anda harus bisa menghibur orang yang tidak Anda kenal, di tempat yang mungkin sama sekali asing, dan mesti memahami apa-apa saja yang tak menyinggung mereka. Ini mengapa komedian atau komika, terserah bagaimana Anda menyebutnya, perlu menguasai panggung berikut penontonnya.

Tapi semua kesusahan itu bisa jadi layak ditempuh jika Anda melihat daftar Forbes tentang 10 komedian dengan bayaran paling mahal di dunia. Madeline Berg, staf Forbes yang dua tahun terakhir mengawal tema ini, mengungkapkan komedian termahal tahun ini menggeser Jerry Seinfeld yang sejak 2006 bertitel sebagai raja komedi. Penghasilannya selama 10 tahun terakhir, sebelum pajak, mencapai $900 juta. Angka ini menunjukkan komedian adalah pekerjaan serius yang bisa membikin Anda kaya raya.

Komedian dengan bayaran tertinggi saat ini adalah Kevin Hart yang memperoleh pendapatan sebesar $87,5 juta, $30 juta dolar lebih banyak daripada Seinfeld yang hanya $43,5 juta. Pada 2016 ini 10 komedian dengan bayaran paling mahal mampu mengakumulasi pendapatan dengan nilai lebih dari $233,5 juta dolar. Penghasilan berasal dari touring show acara komedi, sponsor, film, penjualan DVD, tampil di acara televisi, dan undangan pribadi. Angka akumulasi itu tentu belum termasuk pajak dan biaya manajemen.

Mengapa Kevin Hart menjadi komedian dengan pendapatan paling besar tahun ini? Sesederhana karena ia melakukan hal yang tak dilakukan oleh komedian lain. Dalam rentang 12 bulan, ia melakukan lebih dari 100 acara dengan bayaran rata-rata hampir mencapai satu juta dolar. Hart tidak hanya melakukannya di klub komedi kecil, tapi juga di stadion termasuk Madison Square Garden dan The Staples Center.

Tahun ini, Amy Schumer mencuri perhatian karena bayarannya nomor empat termahal dalam daftar Forbes. Ia mengakumulasi pendapatan mencapai Rp17 juta. Ia juga menjadi satu-satunya komedian perempuan yang masuk dalam 10 besar komedian paling mahal di dunia. Ini penting karena banyak yang menganggap perempuan tak bisa melucu dan di Amerika komedian perempuan merupakan sesuatu yang langka.

Jane O'Brien, kontributor BBC di Washington pada 2015 pernah menulis tentang industri komedi di Amerika serikat. Ia menuliskan tentang The Hideout, sebuah klub komedi yang dibeli dengan nilai $20.000 oleh Kareem Badr pada 2009. Orang-orang saat itu menertawakan keputusan Kareem dan menganggapnya gila. Tapi terbukti keputusannya menghasilkan bisnis dengan angka keuntungan jauh lebih banyak dari nilai pembeliannya. Saat ini The Hideout bisa menghasilkan $1 juta per tahun.

Keputusan Kareem sebenarnya nekad, mengingat pada 2009 banyak klub komedi di Amerika yang tutup akibat resesi ekonomi. Namun keputusannya menjadi tepat karena, pada 2009 tak ada komedi klub lain di Austin Texas yang baik. Ini membuat The Hideout menjadi menguntungkan. Pada 2016, Firma Data Ibis World memperkirakan bahwa penghasilan tahunan industri komedi Amerika akan terus naik 1,8 persen setiap tahun. Pada 2020 Ibis World memperkirakan industri komedi di negara itu akan mencapai 344,6 juta dolar.

Pada 2015 Stephen Rosenfield, direktur American Comedy Institute mengatakan kepada BBC saat ini adalah masa keemasan stand up comedy. Banyak ajang pencari bakat yang kemudian menjanjikan karir menarik bagi mereka yang bisa membuat lelucon yang baik dan cerdas. Rosenfield menyebut komedi menjadi komoditas penting karena kemunculan host televisi seperti Jon Stewart, Jay Leno dan Steve Colbert yang mampu memberikan info terkini dengan cara segar dan tentu saja lucu.

Steve Bryne komedian veteran di Amerika Serikat memberi tahu perihal bayaran seorang komedian. Bagi komedian yang baru memulai biasanya dibayar sekitar $1.500 setiap satu kali sesi acara. Jika telah memiliki acara TV, honornya bahkan bisa mencapai $4.500 sampai $7.500 dolar per acara.

Baca juga artikel terkait KOMEDIAN atau tulisan lainnya dari Arman Dhani

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Arman Dhani
Penulis: Arman Dhani
Editor: Maulida Sri Handayani