Menuju konten utama

Koalisi Pemuda Kawal Pemilu Soroti Partisipasi di Pemilu 2019

Diskusi yang digelar oleh Koalisi Pemuda Kawal Pemilu tersebut untuk menyoroti terkait peran pemuda dalam meningkatkan partisipasi pemilih di pemilu 2019.

Koalisi Pemuda Kawal Pemilu Soroti Partisipasi di Pemilu 2019
Ilustrasi. Warga dibantu petugas memasukkan kartu suara ke dalam kotak saat Simulasi Pemungutan Suara Pilkada Serentak di Alun-alun Serang, Banten, Senin (14/5/2018). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

tirto.id - Koalisi Pemuda Kawal Pemilu mengadakan pertemuan diskusi terkait partisipasi pemuda di pemilu 2019 yang diselenggarakan di Media Center Badan Pengawas Pemilu.

Diskusi tersebut dihadiri oleh Andrian Habibi Komite Independen Pemantau Pemilu, Abdul Aziz Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Alwan Ola, Manajer Pemantauan Jaringan Pemilih untuk Rakyat, dan Nofri Atma Rizki Koordinator Nasional Indonesia Election Watch.

Tujuan dari diskusi tersebut adalah untuk menyoroti beberapa hal, terutama peran pemuda dalam meningkatkan partisipasi pemilih di pemilu 2019.

"Dengan 5 kotak suara yang ada, pemilu 2019 diprediksi jadi yang terumit di seluruh dunia mengingat pemilihan presiden akan disatukan dengan pemilihan legislatif" kata Nofria Atma Rizki, Koordinator Nasional Indonesia Election Watch.

Sedangkan, menurut Abdul Aziz, melihat kondisi pilkada tahun 2014 lalu angka partisipasi mempunyai kecenderungan stagnan yang menurutnya bisa disebabkan oleh pemilih muda.

"Ada kelemahan-kelemahan di sisi edukasi dini soal kesadaran pemilu" kata Abdul Aziz.

Sementara itu, Koordinator Nasional Jaringan Pemilih untuk Rakyat, Alwan Ola memperkirakan animo gerakan partisipatif akan menurun.

"Animo gerakan partisipatif akan menurun saya kira, riset di Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) menyatakan, masyarakat seakan terpolarisasi menjadi masyarakat yang pragmatis. Masyarakat cenderung memilih menjadi tim kampanye ketimbang relawan, kita sulit membedakan mana gerakan partisipatif dan mana yang yang termobilisasi. Ini akan berdampak pada pemilihan 2019," kata Alwan Ola.

Alwan Ola mengingatkan wujud dari partisipasi tidak hanya diukur dari masyarakat datang ke TPS untuk hak pilih.

"Sejauh mana masyarakat membangun kesadaran untuk melaporkan dugaan pelanggaran, atau kemudian partisipasi tidak hanya selesai di dirinya saja tapi proses mempengaruhi keluarganya untuk berpartisipasi" ujarnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Atik Soraya

tirto.id - Politik
Reporter: Atik Soraya
Penulis: Atik Soraya
Editor: Yandri Daniel Damaledo