Menuju konten utama

Klopp, Atlet Selancar & Upaya Liverpool Mematahkan Kutukan Lawas

Liverpool punya riwayat kerap melempem semusim setelah jadi runner-up EPL, tapi musim ini adalah pengecualian. Semua tidak lepas dari terobosan-terobosan unik Jurgen Klopp di ruang ganti.

Klopp, Atlet Selancar & Upaya Liverpool Mematahkan Kutukan Lawas
Pelatih Liverpool Jurgen Klopp memberi isyarat saat pertandingan sepak bola Liga Primer Inggris, di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris, Rabu, 29 Januari 2019. AP Photo / Jon Super

tirto.id - Semusim usai finis sebagai runner-up musim 2001/2002 silam, Liverpool cuma mengakhiri Liga Inggris (EPL) di peringkat lima klasemen akhir. Hal serupa terjadi pada 2009 dan 2014; setahun setelah jadi runner-up The Reds cuma finis di urutan tujuh dan enam klasemen akhir.

Rafa Benitez dan Brendan Rodgers, dua pelatih yang menangani The Reds kala itu, bahkan dipecat hanya semusim setelah mengantarkan tim sebagai penghuni urutan dua. Sementara Gerard Houlier, juru taktik yang membawa Liverpool era 2002, terdepak dua musim usai mengantarkan Liverpool jadi runner-up.

Sekelumit catatan kelam itu bikin Jurgen Klopp, manajer asal Jerman yang musim lalu mengantarkan Liverpool sebagai runner-up EPL, berada di ambang kutukan sejak awal musim ini.

Tapi alih-alih mengalami keterpurukan serupa para pendahulunya, Klopp justru mengantarkan Liverpool melenggang mulus hingga sepertiga awal EPL 2019/2020 berlalu. Dari 12 laga yang dijalani, Liverpool 11 kali menang dan cuma sekali imbang.

Terakhir, kemenangan 3-1 atas juara bertahan Manchester City, pada Minggu (10/11/2019) mengantarkan Mohamed Salah dan kawan-kawan kukuh di puncak klasemen dengan 34 angka, unggul delapan poin atas Leicester City selaku runner-up sementara.

Keberhasilan Klopp mengantarkan Liverpool mematahkan kutukan lama itu terbilang mengejutkan, sebab sejak awal musim Liverpool sebenarnya didera berbagai tanda tanya besar. Mulai dari serangkaian hasil buruk pada pramusim, tidak adanya perekrutan pemain bintang di bursa transfer, sampai cedera parah yang dialami kiper Alisson Becker bikin The Reds mulanya diprediksi bakal kesulitan.

Usai mengalahkan City dalam pertandingan terakhir, bek Liverpool, Virgil van Dijk, mengatakan bahwa musim ini sebenarnya tim tidak mengalami perubahan berarti. Jika pun ada satu hal yang benar-benar berubah, penggawa Timnas Belanda itu menganggap hal itu adalah semangat para pemain yang semakin membara.

“Kami tahu bahwa musim masih panjang dan meskipun unggul jauh, kami tidak lagi berselebrasi. […] mental seperti inilah yang memang harus kami bawa di sepanjang pertandingan sisa musim ini,” kata eks pemain Southampton tersebut.

Perkataan van Dijk dibenarkan oleh kapten Liverpool, Jordan Henderson.

“Mental kami meningkat begitu pesat,” ujar gelandang Timnas Inggris yang musim lalu sukses mengangkat trofi Liga Champions tersebut.

“Pelatih [Jurgen Klopp] telah memberikan perubahan begitu besar untuk tim ini,” imbuh dia.

Peran Ahli Gizi Sampai Atlet Selancar

Klopp memang dikenal punya karisma tinggi. Jika mengikuti setiap konferensi pers dia sebelum Liverpool berlaga, mudah bagi Anda untuk menyadari betapa cerdas mantan pelatih Mainz tersebut memelintir balik setiap pertanyaan wartawan yang ingin menyudutkan timnya.

Saat musim pertamanya menginjakkan kaki di Anfield misal, seorang wartawan pernah bertanya kepada Klopp tentang berapa banyak pemain yang ingin direkrut Liverpool pada bursa transfer. Klopp membalas telak pertanyaan berat itu dengan perkataan sederhana, “aku harap perusahaanmu tidak merekrut dua atau tiga karyawan baru karena artinya kamu akan dipecat.”

Tapi untuk membakar semangat dan menempa timnya di setiap pertandingan, Klopp menyadari: karisma saja tidak cukup. Untuk itu, berbagai terobosan unik sempat dia lakukan di ruang ganti Liverpool.

Salah satu terobosan unik untuk menyemangati timnya, terjadi pada pramusim Agustus lalu, ketika Klopp mengundang seorang atlet selancar untuk memberikan pidato motivasi di ruang ganti Liverpool.

Sebastian Steudtner, nama peselancar tersebut, membenarkan dia sempat diminta Klopp untuk memberi motivasi kepada pemain Liverpool tentang bagaimana mengatasi stres, depresi dan menghadapi serangan panik.

“Aku berbicara soal cara berpikirku, bagaimana aku menjalani kehidupanku, memilih pendekatan dalam karier olahragaku dan mempertahankan kemampuanku. Setelah sesi itu, aku menyadari banyak kesamaan antara saya dan para pemain Liverpool,” tutur Steudner dalam sebuah video wawancara dengan CNN.

Steudtner bukanlah atlet sembarangan. Pria asal Jerman itu adalah salah satu atlet selancar jempolan dunia. Dia sempat menjuarai XXL Biggest Wave Award 2015 berkat keberanian berselancar di atas ombak setinggi 71 kaki.

Cara unik Klopp menambah motivasi timnya ini, mendapat pujian habis-habisan dari berbagai media barat.

Jurnalis The Athletic, James Pearce menilai langkah Klopp adalah terobosan paling unik sepanjang sejarah kepelatihan Liverpool. Sementara penulis The Times, Paul Joyce menulis, “undangan Steudtner menunjukkan bahwa di era modern ada pelatih sepakbola yang berani terbuka pada olahraga lain demi meningkatkan performa pemainnya.”

Langkah Klopp mengundang Steudner sebenarnya bukan terobosan unik pertama. Tiga tahun lalu, juru taktik kelahiran Sttutgart ini sempat mengejutkan publik dengan perekrutan seorang ahli gizi bernama Mona Nemmer.

Kehadiran Nemmer, yang sebelumnya bekerja di Bayern Munchen, disebut-sebut sebagai faktor kunci yang menambah kebugaran para pemain Liverpool untuk menjalani musim panjang.

Pertengahan musim lalu, Klopp juga membuat terobosan lain dengan merekrut pelatih spesialis lemparan ke dalam, Thomas Gronnermark.

Bek sayap The Reds, Andy Robertson sempat berujar bahwa perekrutan-perekrutan ajaib ini adalah faktor kunci yang meningkatkan kualitas permainan Liverpool semusim belakangan.

“Musim lalu kami merasakan bisa memanfaatkan set-piece dan lemparan ke dalam dengan lebih efektif. Banyak persiapan kami lakukan dan semua berkat pelatih serta para staf,” kata dia seperti dilansir The Athletic.

Musim lalu berbagai peningkatan itu memang belum berhasil mengantarkan Liverpool mematahkan kutukan 29 tahun tanpa juara EPL. Tapi musim ini, bisa jadi semua kesabaran itu akan terbayar lunas.

“Perjalanan belum selesai, lagipula siapa yang senang menjadi pemuncak klasemen di bulan November? Kami ingin tetap menjadi yang nomor satu di akhir bulan Mei nanti [saat EPL berakhir],” pungkas Klopp.

Baca juga artikel terkait LIVERPOOL atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Reporter: Herdanang Ahmad Fauzan
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Abdul Aziz