tirto.id - Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean memberikan klarifikasi terkait video singkat di akun Twitternya saat berada di Reuni 212. Ia mengatakan apa yang dilakukan bukan termasuk kegiatan kampanye.
"Apa yang saya sampaikan itu gerakan moral untuk ganti Presiden. Bukan kampanye memilih capres tertentu. Jadi tidak ada yang salah, itu seruan moral dalam sebuah gerakan moral yang besar," kata Ferdinand kepada reporter Tirto, Senin (3/12/2018) pagi.
Ia juga mengatakan tak perlu memperdebatkan mengenai posisinya sebagai tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga yang rentan dinilai melakukan kampanye dengan berbicara mengenai hal tersebut.
"Tidak ada yang perlu diperdebatkan di situ. Jutaan orang yang datang itu datang dengan ikhlas karena ingin perubahan. Ingin perubahan tentu bukan mendukung Jokowi karena ingin berubah dari situasi di zaman Jokowi," katanya.
"Enggak mungkin orang datang hanya karena mau ngumpul-ngumpul, mereka datang untuk arus perubahan. Perubahan ya harus ganti presiden," lanjutnya.
Dalam video singkat berdurasi delapan detik itu, ia mengunggah pukul 11.41 WIB pada Minggu (2/12/2018), lewat akun @Ferdinand_Haean dengan mengatakan, "jangan lupa 2019 ganti Presiden."
Jangan lupa 2019 Ganti Presiden.#Reuni212pic.twitter.com/Cqepi2r9so
— FERDINAND HUTAHAEAN (@Ferdinand_Haean) December 2, 2018