tirto.id - Aksi demonstrasi di Tugu Tani, Menteng, Jakarta Pusat digelar massa yang tergabung dalam Forum Umat Islam Bersatu (FUIB), Jumlah massa aksi ini diklaim diikuti sebanyak 5.000 orang. Namun, pernyataan yang disampaikan koordinator aksi, Rahmat Himranitu tidak sesuai realitas di lapangan.
"Masa aksi sekitar 5.000, saat ini kami sedang menunaikan salat Jumat di Masjid Menteng Raya 58. Setelah ini baru kita aksi," tutur Rahmat kepada
Tirto, Jumat (29/9/2017).
Pada pukul 13.40 WIB, massa aksi mulai berkumpul di Sekretariat Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII). Namun peserta aksi yang datang hanya berkisar sekitar 30 hingga 40 orang.
"Kita memiliki massa aksi yang banyak, mereka bersal dari Semarang, Surabaya, dan beberapa daerah lainnya di Jawa, tapi mereka saat ini
kehadang pihak kepolisian saat menuju Jakarta. Saya sudah instruksikan kepada mereka agar buat aksi saja di daerah masing-masing," pungkas Rahmat Himran saat dimintai keterangan.
Berdasarkan pantauan
Tirto pada pukul 11.00–13.00 WIB, di sekitar bundaran Tugu Tani belum nampak satupun massa aksi di lokasi bahkan tak ada penjagaan ketat dari tim gabungan kepolisian.
Kondisi ini berbeda dengan halaman Gedung DPR/MPR yang berangsur mulai didatangi peserta aksi 299 sejak pukul 09.00 WIB serta mendapat penjagaan ketat dari tim gabungan Kepolisian dan TNI.
"Kami hanya mengatisipasi
aja, menunggu massa aksi. Kalau pada datang, ya kita
amanin, kalau tak datang, ya
udah," jelas Sugiyanto, salah satu anggota Turjawali Jakarta Pusat saat diwawancarai
Tirto.
Lebih lanjut Sugiyanto menuturkan, pihaknya hanya ditugasi untuk mengatur lalu lintas jika kedatangan massa aksi mengganggu lalu lintas di sekitar lokasi.
"Kita belum ada rencana lalu lintas nanti di arahkan kemana. Ini situasional
aja, kalau massa aksinya banyak segera kita buat rekayasa lalu lintas," ujarnya di Pos Polantas, Tugu Tani.
Sementara itu dalam orasinya, Rahmat Himran menyampaikan bahwa saat ini terdapat kebangkitan PKI di Indonesia. Ia menduga bahwa kegiatan seperti "Belok Kiri" yang digelar di Taman Ismail Marzuki (TIM) dan Asik-Asik Aksi di gedung LBH Jakarta adalah bagian dari indikasi keberadaan PKI di Indonesia.
"Kami telah memiliki bukti dokument tertulis, video, dan rekaman jika acara tersebut adalah konsolidasi PKI," ujarnya.
FUIB memiliki alasan tersendiri memilih Tugu Tani jadi lokasi aksi bertajuk "Apel Akbar Melawan Bangkitnya Komunisme di Indonesia". Menurutnya, patung Tugu Tani bersimbolkan PKI.
"Jelas-jelas patung itu simbol komunis, lihat saja senjata tajam yang dipegang patung lelaki. Kalau bersimbol petani seharusnya patung megang cangkul,” ucap Rahmat.
tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Suparjo Ramalan
Penulis: Suparjo Ramalan
Editor: Yuliana Ratnasari