tirto.id - Angka 9 selalu spesial bagi SBY. Ia lahir pada tanggal 9 bulan 9 dan sepanjang hidupnya ia meyakini itu angka keramat dan senang sekali segala hal berhubungan dengan angka tersebut." 9 adalah angka keberuntungan saya," katanya saat berpidato tentang "Islam dan Barat" di Universitas Harvard pada 30 September 2009.
Saking gandrungnya akan angka 9, ia banyak menggunakan angka itu dalam sejumlah perkara penting setelah ia menjadi tokoh publik. Di akta notaris pendirian Partai Demokrat, misalnya, terdaftar 99 orang sebagai pendiri. Pada Pemilu 2004, momen pertama Partai Demokrat berpartisipasi dalam pemilu, seperti kebetulan sinetron saja, partai pimpinan SBY ini memperoleh nomor urut 9. Dan, saat menjabat presiden Republik Indonesia, SBY menampung pengaduan masyarakat dengan alamat PO BOX 9949 dan layanan SMS 9949—ia memakai tahun kelahirannya, 49.
Belum cukup sampai di situ, empat angka itu juga diutak-atik-gatuk pula oleh pengikutnya. 9 + 9 + 4 + 9 = 31. Jadilah 31 nomor urut Partai Demokrat dalam pemilu legislatif 2009 yang diselenggarakan pada 9 April.
Angelina Sondakh, salah satu pengikut setia SBY ketika masih berkuasa, bahkan sampai melahirkan anak pertamanya bersama Adjie Massaid (politisi Partai Demokrat juga) pada tanggal 9 bulan 9 tahun 2009, berbarengan dengan ulang tahun SBY ke-60. Tidak seperti kebanyakan ibu yang sengaja ke klinik untuk melahirkan pada tanggal cantik itu, Angelina mengaku proses persalinan yang dilakukan dengan operasi caesar itu tidak ia rencanakan, karena sejak tanggal 8 malam ia sudah berkontraksi. Tapi tak urung ia melempar pengharapan baik, "Semoga ada kemiripan dengan Bapak SBY," katanya.
Di akhir tahun 2009, satu lagi prestasi SBY dibicarakan para pemujanya sampai berbusa-busa: ia terpilih masuk "Time's People of The Year" di urutan ke-9. Ia mengungguli Presiden AS Barrack Obama yang hanya bertengger di posisi 20.
Maka tujuh tahun kemudian, ketika SBY sudah tidak lagi menjabat presiden, pertemuan SBY dan Jokowi yang terjadi pada 9 Maret rasanya bukan kebetulan sinetron belaka. Setelah sebelumnya SBY sempat beberapa kali melancarkan perang pernyataan dengan Jokowi, yang kebanyakan hanya ditanggapi Jokowi dengan cengengesan, keduanya akhirnya berjumpa di tanggal yang disukai SBY.
Dalam pertemuan tersebut, keduanya menampilkan gestur bersahabat. Jokowi mempersilakan SBY meminum teh dan menyantap penganan kecil yang ia sediakan di beranda Istana Merdeka sebelum keduanya menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para wartawan yang penasaran apa saja yang mereka bicarakan dalam pertemuan tertutup.
"Sebelumnya Pak SBY bilang akan blak-blakan dengan Pak Jokowi," kata seorang wartawan.
"Ya, berbicara banyak hal, yang berkaitan dengan politik nasional, baik yang berkaitan dengan ekonomi nasional, semua didiskusikan, dan hal-hal lainnya," kata Jokowi.
Seperti biasa, irit saja kata-kata yang keluar dari mulut Jokowi. Selanjutnya SBY yang lebih banyak bicara.
"Saya bersyukur, dan bergembira, karena hari ini beliau, Bapak Presiden kita, bisa menyediakan waktu untuk pertemuan ini," kata SBY. "Sedikit, memang, karena jarang bertemu, atau sudah lama tidak bertemu, mungkin saja ada informasi yang tidak sepatutnya didengar baik oleh beliau ataupun saya sendiri. Tadi suasananya baik sekali, karena jadi ajang tabayun."
Jokowi mengangguk-angguk.
Belum lama ini, SBY sering sekali berkicau di Twitter bernada protes kepada pemerintahan Jokowi. Dan jauh sebelum itu, SBY pernah melaksanakan "Tour de Java", keliling ke beberapa kota di Jawa dan dalam beberapa kesempatan menyuarakan kritik kepada Jokowi. Lalu Jokowi membalasnya dengan aksi "Blusukan de Hambalang", memeriksa proyek mangkrak warisan pemerintahan SBY. Tak hanya itu, pada masa panas-panasnya Pilkada DKI, SBY beberapa kali mengadakan jumpa pers untuk mengklarifikasi beberapa isu yang menurutnya ditiupkan dari istana Jokowi.
"Kami juga mendiskusikan bahwa negara ini harus makin maju, negara Pancasila, negara Bhinneka Tunggal Ika, negara yang mengayomi semua," lanjut SBY.
"Seloroh saya, presiden ini hidupnya tidak tenang; kiri salah kanan salah, maju kena mundur kena, dan itu, saya sampaikan kepada beliau, saya alami juga dulu, ketika sepuluh tahun memimpin Indonesia. Tapi saya tahu beliau akan tegar terus menghadapi ujian sejarah ini."
Rambut depan Jokowi agak jatuh karena keseringan mengangguk, ia lalu menyisirnya dengan tangan.
Tunggu dulu. Bukan angka 9 dan sisiran itu bagian terbaik dari pertemuan ini, melainkan usul SBY untuk bikin "Klab Presiden dan Mantan Presiden."
"Kalau ada Klab Presiden dan Mantan Presiden 'kan baik, seperti ini, kita bisa saling berkomunikasi," kata SBY.
Bahu Jokowi berguncang dua kali dan mulutnya terus memamerkan gigi. Mungkin Jokowi membayangkan akan ada semacam Klab Kebugaran bersama SBY dan Megawati Sukarnoputri.
Penulis: Arlian Buana
Editor: Maulida Sri Handayani