tirto.id - Di tengah hiruk pikuk kasus korupsi e-KTP yang menyeret beberapa anggota eksekutif dan legislatif, perhatian sebagian orang teralihkan pada pertemuan Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
SBY dan Jokowi bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (9/3/2017) sekitar satu jam yakni mulai 12.15 hingga 13.15 WIB di beranda belakang. Namun, awak media dilarang mengambil gambar Jokowi dan SBY saat santap siang berlangsung.
Setelah santap siang bersama, Jokowi mengajak SBY untuk bersantai di beranda Istana Merdeka ditemani teh dan dua piring kue sebagai kudapan sembari berbincang. Dalam pertemuan singkat tersebut, Jokowi dan SBY membahas berbagai hal.
“Berbicara banyak hal, baik yang berkaitan dengan politik nasional, baik yang berkaitan dengan ekonomi nasional, dan diskusi banyak hal dan hal-hal lainnya,” kata Jokowi sembari melempar senyum ke awak media.
SBY Ingin Bertemu Jokowi
Keinginan untuk bertemu Jokowi sesungguhnya sudah diucapkan SBY sejak jauh hari. Bahkan menurut SBY sudah direncanakan cukup lama. Ia juga pernah mengungkapkan niat untuk bertemu Jokowi saat melakukan jumpa pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (1/2/2017).
Menurut SBY, banyak hal yang ingin ia sampaikan atau diskusikan dengan Presiden Jokowi, terutama soal tuduhan yang selama ini diarahkan kepadanya. Saat itu berhembus kabar jika SBY berada di balik aksi 4/11.
Kabar tersebut semakin keras berhembus saat Jokowi bertemu para petinggi negara setelah aksi 4/11 namun tak menemui SBY. Pada 17 November 2016, Jokowi bertemu Ketua Umum Gerindra, Prabowo dan dijamu ikan bakar serta teh hangat.
Pada 21 November 2016, Jokowi bersama Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati santap bersama di Istana Merdeka ditemani udang goreng, ikan bakar, cumi, tempe dan sambal. Sedangkan pada 22 November 2016, Jokowi bertemu Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh.
Tak hanya itu, Jokowi juga bertemu dengan Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy ditemani ikan bakar dan coto makasar. Dan yang terakhir adalah ketua umum partai Golkar, Setya Novanto sembari makan sore ditemani tempe goreng dan berbagai tumisan.
"Sayang sekali saya belum punya kesempatan bertemu Presiden kita Bapak Jokowi. Kalau bisa bertemu saya mau bicara dengan beliau blak-blakan, siapa yang melaporkan kepada beliau info intelijen yang menuduh saya mendanai aksi damai 4/11, mengaitkan saya dengan rencana pengeboman Istana Negara dan urusan makar," kata SBY, seperti dikutipAntara.
Menurut SBY alangkah baik jika ia dapat langsung Presiden Jokowi agar terdapat penjelasan terkait hal-hal yang benar dan tidak benar. Namun secara blak-blakan ia mengungkapkan jika ada yang menghalang-halangi pertemuan antara dirinya dan Jokowi.
"Ada tiga sumber yang memberi tahu saya, bahwa beliau (Jokowi) juga ingin bertemu saya tapi dilarang dua-tiga orang di sekeliling beliau. Dalam hati saya hebat juga bisa melarang Presiden bertemu sahabatnya yang juga mantan Presiden," ujar SBY, dikutip Antara.
Keadaan semakin memanas ketika kediaman SBY didemo oleh sekelompok orang. Juru bicara DPP Partai Demokrat Rachland Nashidik mempertanyakan kenapa aparat hukum gagal melakukan langkah preventif karena menurutnya informasi demonstrasi tersebut sudah beredar di media sosial dalam beberapa hari terakhir.
"Infonya, pelaku demo adalah mahasiswa yang melakukan pertemuan di Cibubur dimana Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Antasari Azhar hadir memberi pengarahan," kata Rachland, seperti dikutip Antara.
Mungkin karena tak dapat menemui Jokowi untuk mengeluhkan berbagai tuduhan serta aksi demonstrasi di kediamannya tersebut, SBY pun meluapkan uneg-unegnya di media sosial Twitter.
“Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak utk tinggal di negeri sendiri, dg hak asasi yang saya miliki? *SBY*”, cuit SBY di akun pribadinya @SBYudhoyono.
Sehingga ketika tercapainya pertemuan dengan Presiden Jokowi, SBY mengatakan, senang sekali bisa mendengar penjelasan dari Presiden sekaligus bisa menjelaskan apa yang terjadi sesungguhnya kepada Jokowi. Ia juga menganggap pertemuan itu sebagai ajang untuk tabayyun atau saling memberikan penjelasan hingga jelas keadaannya.
"Insya Allah, insya Allah, saya senang sekali saya bisa menjelaskan. Beliau mendengar dengan seksama saya juga mendengar dari beliau. Alhamdulillah, ini awal yang baik karena tidak baik kalau ada miskomunikasi dan misinformasi di antara beliau dan saya ataupun di antara kami-kami yang pernah memimpin negeri ini," kata SBY, seperti dikutip Antara.
SBY bahkan mengaku pertemuan yang dilakukannya berlangsung dalam suasana yang baik hingga keduanya saling percaya ingin berbuat yang terbaik bagi bangsa ini.
Riwayat Pertemuan SBY-Jokowi
Pertemuan hari ini bukanlah pertemuan pertama SBY dan Jokowi. Pertemuan pertama saat Jokowi menjadi presiden adalah pada 20 Oktober 2014 dalam acara pisah sambut antara Presiden ke-6 RI SBY dengan Jokowi di Istana Negara.
Dua bulan setelah pertemuan itu, Jokowi dan SBY kembali bertemu di Istana Negara pada 8 Desember 2014. SBY mengundang Jokowi untuk hadir dalam Green Growth Institute (GGGI) yang berlangsung pada Juli 2015 di Bali.
Dalam pertemuan tersebut, SBY menyatakan bahwa ia dan Jokowi sempat membahas terkait Perppu Pilkada yang ia terbitkan pada masa pemerintahannya lalu. Mereka juga sepakat agar pemilihan kepala daerah tetap pilihan langsung oleh rakyat.
SBY dan Jokowi kembali dipertemukan dalam Kongres IV Partai Demokrat Pada 12 Mei 2015, di Surabaya. Selain itu Jokowi dan SBY bertemu pada Selasa, 29 Desember 2015, dalam acara peresmian gedung baru KPK di Jakarta.
Tak hanya SBY sebagai mantan presiden Indonesia yang hadir, Habibie yang menjadi presiden ke-3 Indonesia pun turut hadir dalam peresmian gedung baru KPK tersebut. Dan hari Ini menjadi hari bersejarah karena pada akhirnya keinginan SBY untuk bertemu empat mata dengan Jokowi terwujud.
Selamat Pepo!
Penulis: Yantina Debora
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti