tirto.id - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) masih mencari penyebab munculnya cacing parasit dalam 27 produk ikan makerel kaleng. Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Nilanto Perbowo mengatakan, keberadaan cacing dalam ikan-ikan impor itu baru terjadi beberapa waktu belakangan.
Ia menduga, ada ledakan populasi cacing-cacing Anisakis pada musim tertentu di perairan tempat ikan-ikan itu ditangkap.
"Ini prediksi saya, patut diduga ada ledakan populasi cacing Anisakis, di suatu perairan tertentu di waktu tertentu. Kami pun belum tahu apa penyebabnya cacing Anisakis ini populasinya meledak," ungkap Nilanto dalam konferensi pers di kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) , Jakarta Pusat, Jumat (6/4/2018).
Ia juga menyebut bahwa perubahan musim dan keseimbangan ekosistem laut yang ekstrem menjadi salah satu penyebab meledaknya populasi cacing tersebut. Sehingga, jumlah cacing yang parasit di tubuh ikan makarel semakin banyak dan masih tersisa di tubuh ikan yang telah melalui proses pengolahan.
"Prediksi saya, paling sederhana perubahan cuaca yang drastis, musim hujan, kemarau panjang, atau hujan terus menerus. Keseimbangan ekosistem berubah, salah satu organisme yg meledak populasi, salah satunya cacing Anisakis," jelasnya.
Ketua Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (APIKI) Ady Surya mengatakan, temuan-temuan cacing itu menjadi momentum para produsen ikan makarel lokal untuk memperbaiki kualitas produk dan mengecek bahan baku yang mereka impor dari luar negeri.
Asosiasinya juga bakal bekerja sama dengan KKP dan BPOM untuk memperketat pengawasan ikan-ikan makerel beku dari importir sebelum diolah ke dalam kemasan kaleng.
"Itu kami lakukan dengan cara pengawasan ekspor supaya hubungan bisnis antarnegara ini tetap terjalin dengan baik, karena ini bisa diatasi," ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Kendati demikian, kata Ady, para produsen yang tergabung dalam asosiasinya tak akan menghentikan impor produk dari negara-negara yang selama ini telah menyuplai ikan makerel beku.
Yang dilakukan selanjutnya adalah membuka komunikasi dengan para importir agar lebih selektif dalam memilih wilayah tangkap ikan makarel yang kemudian diimpor.
"Bukan mengatasi atau cacing dari negara tertentu, tapi melarang menangkap di daerah-daerah yang musim tertentu yang bisa menimbulkan parasit cacing," tegasnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dipna Videlia Putsanra