tirto.id - Penanggung Jawab Instalasi Gawat Darurat (IGD) Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah Netty Nurnaningtyas menyampaikan 90 persen jemaah haji Indonesia yang mendapatkan perawatan di IGD rata-rata lansia.
”Para jemaah lansia ini sebagian besar terkendala bahasa dan bahkan beberapa tanpa ada pendamping,” kata Netty dalam keterangan tertulis, Rabu (21/6/2023).
Menurut Netty, kasus penyakit yang paling banyak ditangani oleh IGD KKHI Makkah adalah kasus penyakit paru.
“Seperti sesak napas yang bisa disebabkan karena infeksi paru pneumonia dan infeksi paru kronis yang kemudian terjadi serangan akut saat di tanah suci,” ujarnya.
Kasus kedua yang banyak diterima IGD KKHI Makkah adalah penyakit jantung. Jemaah haji yang dirawat dengan penyakit jantung banyak dipicu oleh aktivitas berlebihan serta faktor komorbid yang diderita sejak di Indonesia.
Adapun kasus terbanyak ketiga merupakan penyakit diabetes melitus dan hipertensi yang merupakan penyakit komorbid cukup berat.
“Penyakit ini diderita jemaah haji sejak Indonesia dan di tanah suci mengalami perberatan kondisi,” sambung Netty.
Beberapa penyakit yang ditemui di IGD KKHI Makkah dipicu beberapa faktor seperti cuaca panas ekstrem yang mencapai 46 derajat celsius.
Selanjutnya, hal itu didorong faktor aktivitas fisik yang berlebihan dan melewati batas kemampuan dari para jemaah haji.
“Pernah saya mendapati jemaah haji dirujuk ke IGD KKHI Makkah dalam kondisi kelelahan dan setelah ditanya ternyata baru 4 hari sampai di Makkah dan sudah menjalankan umrah sebanyak 4 kali,” ucap Netty.
Netty mengklaim tenaga kesehatan yang bertugas di IGD KKHI Makkah dinilai baik oleh beberapa jemaah haji sakit.
“Alhamdulillah, beberapa jemaah merasa senang bahkan yang sebelumnya dalam beberapa hari tidak berselera untuk makan minum, ketika mendapatkan perawatan di IGD mereka merasa senang dan semringah,” tutur Netty.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan