Menuju konten utama

Kisah Tentang Situasi Sel Tikus: Pernah Ditempati Jessica?

Terpidana pembunuhan Jessica Wongso mengaku pernah menempati sel tikus di dalam penjara.

Kisah Tentang Situasi Sel Tikus: Pernah Ditempati Jessica?
Ilustrasi Penjara. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Jessica Kumala Wongso terpidana kasus pembunuhan berencana kepada temannya Wayan Mirna Salihin pernah mengatakan dalam pledoi pada 12 Oktober 2016 bahwa dia menempati sel tikus yang kotor dan pengap. Lantas, apa itu sel tikus?

Otto Hasibuan, pengacara Jessica, dalam podcast YouTube Deddy Corbuzier yang rilis pada Jumat, 6 Oktober 2023 mengatakan, beberapa tahun silam dia pernah menemui Jessica untuk mengajukan grasi supaya hukumannya bisa dikurangi.

Hal tersebut dilakukan Otto karena dia prihatin dengan kondisi Jessica yang menyedihkan karena harus menempati sel tikus. Istilah itu digunakan untuk merujuk sel sempit untuk menghukum para narapidana yang dianggap berbahaya.

Kala itu, kata Otto, dia bilang kepada Jessica, jika kliennya itu mau mengakui bahwa dia yang memasukkan sianida di minuman Mirna, maka Otto bersedia mengajukan permohonan grasi kepada Presiden.

Tetapi, gagasan Otto itu langsung ditolak oleh Jessica, karena dia tidak mau mengakui hal yang tidak pernah dia lakukan. Jessica bilang, jika syaratnya begitu, maka dia lebih memilih menjalani hukuman entah itu 10 atau 20 tahun lagi karena dia tidak melakukan pembunuhan.

Kemudian, Otto juga menyinggung bahwa Jessica, seorang perempuan ditempatkan di sel tikus sampai saat ini masih bertahan. Padahal, kata Otto, teroris saja tidak kuat ditahan di dalam sel tikus itu.

Bagaimana Situasi Sel Tikus di Penjara Indonesia?

Sel tikus merupakan sel yang digunakan petugas penjara untuk mendisiplinkan para narapidana yang melakukan pelanggaran, misalnya ketahuan membawa alat komunikasi atau berkelahi di dalam penjara.

“Biasanya napi yang membuat kesalahan di lapas akan diberi peringatan dan dimasukkan ke sel ‘tikus’. Itu sesuai aturan. Para pelanggar dimasukkan sel ‘tikus’ selama enam hari dan bisa diperpanjang,” kata Kepala Pengaman Lapas (KPLP) Denpasar, Andi Yudho dikutip Antara News.

Aktor senior, Tio Pakusadewo yang pernah masuk penjara karena penyalahgunaan narkoba pada tahun 2017 lalu, mengaku pernah menjajal sel tikus selama 10 hari. Hal itu dia sampaikan dalam wawancara bersama Deddy Corbuizer beberapa bulan lalu.

Tio menggambarkan sel tikus sebagai sel atau penjara dengan ruangan seluas 1,5 x 3 meter. Di ujung ruangan itu ada tempat untuk buang air besar dan kecil.

Sel kecil itu bisa ditempati oleh sejumlah orang. Dalam pengalaman Tio, dia menempati sel tikus bersama enam orang lainnya. Sempitnya sel tikus itu, kata Tio, membuat dia harus tidur berdiri pada malam pertama.

Supaya bisa tidur, Tio mengaku harus menggantungkan kepalanya di teralis sel. Ini kemudian, membuat Tio berpikir bagaimana supaya sel tikus tidak terlalu dihuni banyak orang.

Tio mendapatkan ide, dia sengaja memancing keributan sehingga terjadi perkelahian. Setelah kejadian itu, 3 dari 7 orang di dalamnya dikeluarkan. Sehingga, Tio dan 3 orang lainnya yang tersisa akhirnya dapat tidur dengan berbaring.

Di lain pihak, Kepala KPLP Lasdaun, Sastra Irawan mengatakan pada Jumat, 15 Oktober 2021, sel tikus itu adalah istilah yang digunakan oleh para narapidana untuk menyebut “straf cell”. Istilah “sel tikus”, menurut Sastar, sudah ditiadakan sejak dikeluarkan UU Permasyarakatan tahun 1995.

Sastra bilang, “sel tikus” yang ada saat ini hanya ruang terpisah yang digunakan untuk mendisiplinkan para narapidana yang melakukan pelanggaran di area lapas.

“Kalau jaman Belanda dulu ada memang Sel Tikus. Warga binaan permasyarakatan atau narapidana tidak bisa berdiri dan hanya bisa jongkok. Ada sel seperti itu. Tapi kalau Lapas dan Rutan saat ini tidak ada,” kata Sastra.

Kondisi Sel Tikus di Luar Negeri

Pada tahun 2019 lalu, Inggris sempat heboh dengan berita seorang pensiunan berusia 71 tahun yang menjalani hukuman singkat di penjara Wormwood Scrubs.

Dia mengalami gejala gangguan stres pasca-trauma saat dikurung di sel yang penuh dengan tikus selama 23 jam sehari.

The Guardian melaporkan, mantan narapidana itu lalu menuntut layanan penjara atas "mimpi buruk yang jelas dan menakutkan", serangan kecemasan dan depresi yang dideritanya sejak pengalaman itu.

Bagian yang paling menyedihkan dari kisahnya adalah ketika dia mengeluh kepada petugas penjara tentang tikus-tikus itu, dia diberitahu: "Ini bukan hotel, kamu tahu. Anda di sini untuk dihukum."

Sudah menjadi kasus selama beberapa dekade bahwa orang-orang yang dikirim ke penjara di Inggris untuk dihukum, bukan untuk mendapatkan siksaan.

Paddy Wivell, seorang pembuat film, menghabiskan hampir tujuh bulan di HMP Durham untuk proyek dokumenter dengan judul "Prison".

Ketika ditanya tentang kesalahan persepsi yang paling umum terkait penjara, ia dengan tegas menjawab bahwa "penjara bukanlah tempat liburan."

Masalah seperti kekotoran, kondisi buruk, dan masalah hama bukan hal baru dalam sistem penjara Inggris. Pada 2018, terdapat empat inspeksi penjara yang menghasilkan peringatan mendesak, dengan beberapa kasus di mana kondisinya sangat buruk.

Kepala inspektur penjara memberi tahu menteri kehakiman tentang kondisi ini, yang kemudian diharuskan untuk mengembangkan dan secara resmi mengimplementasikan rencana aksi untuk mengatasi masalah tersebut.

Baca juga artikel terkait KASUS JESSICA WONGSO atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Hukum
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto