tirto.id - Kisah semut membawa setetes air untuk Nabi Ibrahim mengandung makna yang mendalam berkaitan konflik Palestina dan Israel yang tengah berkecamuk. Berikut ini jalan cerita kisah tersebut beserta maknanya.
Tahukah Anda bahwa konflik Palestina dan Israel kembali berkecamuk. Akibat konflik tersebut, kedua belah pihak mengalami berbagai kerugian, dan yang paling buruk adalah banyak nyawa melayang.
Berkaitan itu, di sosial media ramai cuitan-cuitan yang menjelaskan dukungan apa yang dapat diberikan seorang muslim dari Indonesia kepada Palestina. Beberapa cuitan menyatakan bahwa setidaknya dukunglah Palestina, sebab di akhirat kelak kamu akan ditanyai keberpihakan?
Terlepas dari itu, cuitan-cuitan yang beredar relate dengan percakapan semut kepada gagak sewaktu berusaha menyelamatkan Nabi Ibrahim yang dibakar Raja Namrud.
Kisah Nabi-Nabi dalam Al Quran
Salah satu isi dalam Al-Qur'an membahas tentang kisah-kisah yang terjadi di masa lampau. Kisah dalam Al-Qur'an adalah kisah yang paling baik sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Yusuf ayat 3 sebagai berikut:
"Kami menceritakan kepadamu [Nabi Muhammad] kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu. Sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang-orang yang tidak mengetahui,"(QS. Yusuf [12]: 3).
Dikutip dari buku Kumpulan Kisah Teladan (2012) tulisan Hasballah Thaib dan Zamakhsyari Hasballah, dijelaskan tiga jenis kisah dalam Al-Qur'an meliputi kisah para nabi dan rasul, individu dan golongan tertentu, serta mengenai kejadian-kejadian dan kaum-kaum masa Nabi Muhammad Saw.
Berbagai kisah yang dikisahkan dalam Al-Qur'an mengandung syarat pembelajaran untuk kaum muslim. Allah Swt. berfirman dalam Surah Yusuf ayat 111 sebagai berikut:
"Sungguh, pada kisah mereka benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat. [Al-Qur’an] bukanlah cerita yang dibuat-buat, melainkan merupakan pembenar [kitab-kitab] yang sebelumnya, memerinci segala sesuatu, sebagai petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang beriman,"(QS. Yusuf [12]: 111).
Peristiwa Nabi Ibrahim yang dibakar Raja Namrud adalah satu satu kisah yang diceritakan dalam Al-Qur'an. Peristiwa tersebut termuat dalam Surah Al-Anbiya sebagai berikut:
"Mereka berkata, 'Bakarlah dia [Ibrahim] dan bantulah tuhan-tuhan kamu jika kamu benar-benar hendak berbuat.'Kami [Allah] berfirman, 'Wahai api, jadilah dingin dan keselamatan bagi Ibrahim!' Mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim, tetapi Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi, (QS. Al-Anbiya [21]: 68-70).
Kisah Semut Membawa Setetes Air untuk Nabi Ibrahim
Dari peristiwa Nabi Ibrahim di atas, terdapat satu kisah yang sumber sahihnya kurang diketahui namun mengandung makna mendalam. Kisah tersebut adalah semut yang membawa setetes air untuk Nabi Ibrahim. Dikutip dari buku Dakwah bil Qolam (2020) karya Mohammad Mufid, berikut ini kisah semut yang membawa setetes air untuk Nabi Ibrahim:
Ketika api menyala-nyala, semut tidak tinggal diam. Sekumpulan semut berpikir keras bagaimana caranya menyelamatkan Nabi Ibrahim meski ia bertubuh kecil.
Akhirnya sekumpulan semut membuat bejana dari kayu kecil untuk mengambil air dari danau. Setetes demi setetes air mereka kumpulkan untuk menolong Nabi Ibrahim yang hendak dibakar Raja Namrud. Di tengah perjalanan menuju danau, semut bertemu seekor gagak. Gagak itu kemudian bertanya kepada semut, "Wahai semut, apa yang kamu pikul itu sampai kau begitu payah membawanya?"
"Aku membawa bejana berisi air. Tidakkah kamu mendengar kalau Namrud akan membakar Nabi Ibrahim? Aku ingin membantu memadamkan api Namrud yang membakar Nabi Ibrahim," jawa sekumpulan semut.
"Apakah kamu merasa yakin bisa memadamkan api besar Namrud dengan setetes air itu?", cetus gagak sambil mengejek.
Semut menjawab, "Aku tahu setetes air yang kubawa tidak akan bisa memadamkan api besar Namrud, tetapi dengan ini aku bisa memastikan di pihak manakah aku berada (di pihak Allah)."
Makna dari kisah semut di atas relate dengan beberapa cuitan yang ramai di sosial media. Cuitan tersebut sebenarnya menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia dapat membantu penduduk Palestina yang tengah berduka. Bantuan tersebut dapat melalui apapun seperti sumbangan hingga doa. Sebab bantuan yang diberikan akan berguna bagi mereka, dan menjadi ladang amal yang diganjar pahala oleh Allah Swt.
Editor: Yulaika Ramadhani