tirto.id - Seorang laki-laki di Surabaya, Adi Pradita, ditangkap polisi karena diduga menjadi penguntit dan melakukan teror pelecehan serta kekerasan berbasis gender online (KBGO) kepada teman SMP-nya bernama Nimas Sabella selama 10 tahun. Bagaimana kisahnya?
Penangkapan terhadap Adi dilakukan oleh Polda Jawa Timur (Jatim) pada Sabtu, 18 Mei 2024, setelah pihak kepolisian menerima laporan dari korban.
“Kami menerima laporan korban, sudah kita melakukan pemeriksaan korban, setelah menerima laporan kami mengambil keterangan dari korban,” ujar Charles Sabtu (18/5/2024) dikutip detik.com.
Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Charles P. Tampubolon, menjelaskan pihaknya menelusuri jejak digital, identitas, dan keberadaan Adi Pradita, lalu kemudian menangkap dan melakukan pemeriksaan kepadanya.
“Setelah itu profiling terduga dan kami melakukan penjemputan terduga di rumahnya di Surabaya, kami masih melakukan pemeriksaan,” ujarnya.
Ditangkapnya pelaku disambut dengan rasa syukur oleh korban, Nimas Sabella. Dia menyampaikan terima kasih kepada pihak kepolisian yang melakukan gerak cepat menangkap pelaku yang telah memberikan penderitaan kepadanya selama 10 tahun.
“And yess, seseorang yang udah ngasih aku penderitaan selama 10 tahun pun ketangkep. Terima kasih buat Pak @prabu_abimanyu, proud of ke sat set an nya,” tulis Nimas melalui akun sosial media X pribadi miliknya @runeh_ pada Minggu (19/5/2024).
Kisah Nimas yang Jadi Korban Teror Penguntit Adi
Sebelumnya, korban Nimas yang saat ini berusia 27 tahun, membagikan kisah teror Adi kepada dirinya melalui akun sosial media X pribadi miliknya @runeh_. Pada postingan di akun X-nya, Nimas menceritakan kekesalan dan kemarahan dirinya terhadap perlakukan Adi selama 10 tahun kepadanya.
“bener-bener kuwesel ya Allaahhh 10 tahun aku di obsesi adi pradita arek SMPN 34 Surabaya. Konco sak kelas sing ngiro aku baper ambek de e pdahal aku ancen extrovert dan peduli nang arek kelas. Kesel di ganggu 10 tahun orepku (benar-benar kesal ya Allah 10 tahun aku jadi obsesi Adi Pradita, anak SMPN 34 Surabaya. Teman satu kelas yang mengira aku punya perasaan kepadanya, padahal aku memang ekstrovert dan peduli dengan anak kelas, kesal hidupku diganggu 10 tahun),” tulis Nimas lewat akun X @runeh_ pada Rabu, (15/5/2024).
Nimas menceritakan bahwa Adi membuat ratusan akun sosial media untuk menerornya. Tidak hanya meneror dengan pesan tidak senonoh, Adi juga kerap mengirimkan foto kelaminnya kepada Nimas.
Padahal, menurut Nimas dirinya telah melakukan beragam upaya supaya membuat Adi berhenti melakukan teror kepadanya, mulai dari mengajak Adi berbicara baik-baik, melabrak, hingga berpura-pura sudah tunangan, juga tidak membuat laki-laki itu jera.
Kisah teror yang dilakukan oleh Adi tersebut menurut Nimas berawal dari rasa simpatinya terhadap teman sekelasnya itu. Adi kata Nimas adalah orang yang pendiam, tidak punya teman sama sekali dan jarang jajan ke kantin.
Pada suatu hari kata Nimas, dirinya bertanya kepada Adi, kenapa Adi tidak ke kantin, lalu Adi mengatakan bahwa dirinya tidak punya uang jajan. Nimas yang iba melihat temannya itu, lalu memberikan uang Rp5 ribu agar Adi bisa ke kantin dan membeli makanan.
Tidak disangka, kebaikan Nimas itu disalah artikan oleh Adi, yang mengira Nimas mempunyai perasaan terhadapnya. Mulai saat itu, Adi terobsesi terhadap Nimas, laki-laki itu mulai melancarkan aksi gila dengan meneror dan melakukan pelecehan seksual kepada Nimas hingga 10 tahun lamanya.
“Banyak yg tanya berawal dr apa? singkatnya gini. Adi itu anak pendiam, GAK PUNYA TEMAN BLAS & jarang ke kantin. Suatu hari aku tanya "Di, gak ke kantin a?" dia jwb "Gak nim gak sangu." aku kasih 5rbbuat dia makan. AKU CUMA KASIH KAMU UANG 5000 DI, KAMU KASIH AKU NERAKA 10 TAHUN,” tulis Nimas lewat akun X @runeh_ pada Kamis, (16/5/2024).
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra