Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Kisah Nabi Yakub Singkat: Tentang Menjaga Kerukunan dalam Keluarga

Kisah Nabi Yakub As, kisah Nabi Yakub singkat, mukjizat Nabi Yakub dan cerita Nabi Yakub.

Kisah Nabi Yakub Singkat: Tentang Menjaga Kerukunan dalam Keluarga
Ilustrasi Nabi. tirto.id/Fuad

tirto.id - Bagaimana kisah Nabi Yakub versi singkat, terkait cerita hidup dan keteladanannya?

Nabi Yakub As merupakan anak Nabi Ishaq As. Sedangkan Nabi Ishaq adalah putra Nabi Ibrahim As.

Kisah Nabi Yakub Singkat

Dengan demikian, Nabi Yakub As ialah cucu Nabi Ibrahim As. Di antara kisah yang bisa dipetik sebagai teladan dari perjalanan Nabi Yakub As yakni tentang menjaga kerukunan di dalam keluarga.

Melalui surah Huud ayat 71, sebelumnya sudah terjadi peristiwa tatkala Nabi Ibrahim As beserta sang istri, Siti Sarah, didatangi malaikat utusan Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira.

وَٱمْرَأَتُهُۥ قَآئِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَٰهَا بِإِسْحَٰقَ وَمِن وَرَآءِ إِسْحَٰقَ يَعْقُوبَ

Artinya: "Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub".

Seperti diketahui, kala itu usia Sarah sudah menginjak sekitar 90 tahun. Sedangkan Nabi Ibrahim berumur hampir 120 tahun.

Kendati demikian, mereka masih dikarunia buah hati yang kelak menjadi Nabi Ishaq. Kemudian lahirlah putranya dengan nama Yakub.

Ketika dilahirkan oleh ibunya, Rifqah binti A’zar, Nabi Yakub As sebenarnya memiliki saudara kembar yang bernama Ishu. Akan tetapi, di antara mereka berdua justru tidak tercipta adanya kerukunan.

Dikutip dari laman Suara Muhammadiyah, tidak ada nuansa kedamaian serta kasih sayang di antara dua saudara kembar tersebut.

Ishu bahkan disebutkan mulai menaruh sifat dengki dan iri hati terhadap Yakub.

Pasalnya, Ishu merasa bahwa sang saudara kembar lebih disayangi ibunya daripada dirinya sendiri.

Kebencian itu semakin memuncak kala ia mendapatkan kabar bahwa Yakub sudah diajukan Rifqah untuk didoakan dan diberkahi oleh Nabi Ishaq selaku ayah.

Melihat situasi yang semakin memburuk, Yakub mencoba meminta saran kepada ayahanda mengenai solusi terbaik dalam bersikap terhadap Ishu.

Usai mendengar keluh kesah salah satu putranya itu, Nabi Ishaq memberikan saran agar Yakub pergi berhijrah ke Fadan Araam di Irak untuk menghindari dampak permusuhan dengan saudara kandungnya.

Akhirnya, pergilah Yakub ke negeri Irak. Di sana, ia menemui saudara ibunya yang bernama Laban.

Kelak, dua anak Laban, yakni Laiya dan Rahel dijadikan istri oleh Nabi Yakub As. Dari istrinya Rahel itulah kemudian lahir Nabi Yusuf As.

Sebagai seorang ayah yang baik, keteladaan yang juga bisa diambil hikmahnya dari kisah Nabi Yakub As di antaranya adalah ia mendidik anak-anaknya dengan pendidikan yang bagus.

Selain itu, ia juga memberikan nasihat dan menyelesaikan masalah mereka dengan bijak.

Salah satu pesan Nabi Yakub As yang ditinggalkan kepada anaknya juga berkaitan dengan pesan ketakwaan kepada Allah SWT. Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 133 menyebutkan:

أَمْ كُنتُمْ شُهَدَآءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ ٱلْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنۢ بَعْدِى قَالُوا۟ نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ ءَابَآئِكَ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ وَإِسْحَٰقَ إِلَٰهًا وَٰحِدًا وَنَحْنُ لَهُۥ مُسْلِمُونَ

Artinya: "Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

Hikmah Beriman Kepada Para Rasul Allah SWT

Allah SWT mewajibkan umat Islam untuk beriman kepada para RasulNya, tentu memiliki makna yang penting. Salah satu hal penting tersebut disampaikan oleh Allah SWT dalam kitabnya sebagai berikut:

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS Al-Ahzab {33}:21)

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Kemendikbud (2017:114), beriman kepada para Rasul Allah SWT akan memberikan manfaat dan hikmah kepada umat Islam. Beberapa manfaat dan hikmah yang akan didapatkan sebagai berikut:

1. Menyempurnakan rukun iman yang keempat

2. Menjadikan kisah para Rasul sebagai suri teladan yang baik dalam hidup

3. Termotivasi untuk melakukan perilaku sosial yang baik dalam masyarakat

4. Tidak akan kehilangan arah dalam contoh manusia yang baik

5. Timbulnya rasa cinta (mahabah) kepada para Rasul dan mulai mencontoh perilaku-perilaku terpujinya

6. Mengetahui hakikat hidup seorang manusia, yaitu untuk taat beribadah kepada Allah SWT

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Az-Zariyat {51}:56)

Baca juga artikel terkait KISAH NABI YAKUB atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Yulaika Ramadhani