Menuju konten utama

Kisah Driver Ojek Online Akui Akun Palsu Dijual Hingga Rp 3 Juta

Menurut pengakuan salah satu driver ojek online, harga akun palsu ojek online bisa mencapai Rp3 juta paling mahal.

Kisah Driver Ojek Online Akui Akun Palsu Dijual Hingga Rp 3 Juta
Ratusan pengemudi ojek online melakukan aksi di depan Kantor Kemenhub, menuntut pemerintah mengakui keberadaan ojek online, Jakarta, (15/5). tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Beredarnya akun palsu para ojek online dibenarkan oleh driver ojek online Gojek, Lina (40). Ia mengatakan harga akun ojek online palsu dijual dalam kisaran Rp1,5 juta sebagai harga paling murah. Sedangkan, harga tertinggi adalah Rp3 juta.

Akun palsu itu, ia ungkapkan, menjadi kebutuhan para driver ojek online yang baru saja diputus kemitraan oleh Gojek dan driver tersebut tidak memiliki pekerjaan lain.

"Rata-rata mereka yang beli akun palsu 100 persen hanya bekerja di ojek online aja. Jadi, bukan hanya untuk eksis-eksis aja, pamer jaket, tapi untuk kebutuhan sehari-hari, kebutuhan anak sekolah dan lain-lain," ujar Lina di kawasan Pancoran Jakarta pada Minggu (21/10/2018).

Jual beli akun palsu sudah lumrah dikomunikasikan antar para driver dalam grup. "Driver-driver yang akunnya sudah diputus mitra, biasanya nanya ada yang ngejual akun enggak? Biasanya nanya pas di basecamp atau kadang pas di grup. Kalau misalnya ada, [driver nanya] berapa harganya," ujarnya.

Kendati harga mahal hingga Rp3 juta, ia mengatakan driver yang tidak ada pilihan pekerjaan dan dihimpit kebutuhan hidup pasti akan mengusahakan mencari dana untuk membeli akun palsu itu.

Biasanya, ia mengungkapkan driver yang menjual akunnya adalah driver yang sudah mendapatkan pekerjaan lain.

"Biasanya dapat akun dari kawan-kawan sendiri yang mereka sudah kerja di kantoran atau di restoran, atau di tempat yang lain. Dan mereka sudah males dengan tarif Gojek sekarang yang rendah, jarak dekat Rp8 ribu, jarak jauh Rp22 ribu," ujarnya.

Namun, keberadaan akun palsu ojek online tidak semua dijualbelikan. Ia memberi contoh, seperti akun dari suami yang digunakan oleh istrinya karena suami sakit, atau akun dari salah seorang keluarga yang meninggal kemudian diteruskan oleh anggota keluarga lainnya.

"Itu kan untuk membantu juga dalam ekonomi keluarga," ujarnya.

Deny (36), salah satu driver ojek online Gojek yang menggunakan akun palsu tanpa membeli. "Saya enggak beli. Saudara saya lagi kerja, saya yang pakai. Entar ganti-gantian gitu akun 1 dibuat bersama," ujar Deny.

Akun palsu baru tersebut telah dioperasikan Deny dalam 2 bulan terakhir setelah diputus kemitraannya oleh manajemen Gojek karena ketahuan menggunakan aplikasi GPS palsu (Fake GPS). Fake GPS adalah ketika driver ojek online menempatkan titik lokasi di suatu tempat, yang bukan merupakan lokasi asli dia berada.

Misalnya, titik penempatan di mal A, tapi titik keberadaan driver ojek online sebenarnya 100-200 meter dari titik itu.

Deny sudah bekerja di Gojek sejak 2015 dan pendapatannya telah bergantung dari penghasilan sebagai driver ojek online Gojek. Sehingga, ia membutuhkan akun palsu untuk mencari nafkah setelah diputus kemitraannya.

"Saya awalnya di 2015 akhir iseng narik Gojek. Saat itu, masih ada pekerjaan lain. Saya resign 2017. Sejak itu full untuk narik Gojek" ujarnya.

Baca juga artikel terkait OJEK ONLINE atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Maya Saputri