tirto.id - AR kelimpungan di tengah massa aksi di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Ia celingak-celinguk mencari kawannya di antara kerumunan massa. Bocah 14 tahun ini tertinggal dari rombongan Pecinta Habib Bahar (PHB) yang datang dari Bitung, Cikupa, Tangerang, Banten.
Saat saya temui, AR mengaku baru tiba di kawasan Merdeka Barat. “Yang lain sudah duluan dari pagi,” ujarnya di depan Patung Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2019).
AR datang bersama kawan sepantaran bernama BU. Mereka berangkat dari Bitung sekitar pukul 2 siang dengan naik bus. Menurut Agus, dirinya ingin ikut aksi massa yang ia ketahui sebagai aksi damai.
“Sekarang aksi damai. Ini, kan, lagi menunggu putusan MK, yang menang siapa jadi presiden,” tuturnya.
AR juga mengaku sebagai pengagum Rizieq Syihab, imam besar Front Pembela Islam (FPI). Kekagumannya terhadap Rizieq inilah yang membawanya datang ke Medan Merdeka buat mengikuti demonstrasi yang salah satunya diinisiasi FPI.
Meski belum punya hak pilih, AR mengaku berharap Prabowo Subianto jadi presiden. Jika Prabowo jadi Presiden, kata dia, Rizieq bisa pulang ke Indonesia dan mengisi acara tablig akbar.
“Saya kangen ada tablig akbar lagi, saya sering ikut di Tangerang,” ucap AR.
Selain AR, ada AO yang juga ikut dalam demonstrasi di sekitar Gedung MK itu. Bocah 12 tahun ini merupakan warga Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Ia datang berjalan kaki bersama temannya bernama D (12).
“Saya mau ikut demo,” kata AO saat saya temui.
Kepada saya, AO mengaku tahu sedang ada sidang sengketa hasil Pilpres 2019 di MK. Tapi, ia tak tahu apa tujuan sidang sengketa ini. Sementara itu, D yang berdiri di samping AO menyebut sidang di MK sebagai “Aksi kedaulatan rakyat.”
Sama seperti AR yang datang dari Bitung, Tangerang, D juga berharap demonstrasi dan sidang di MK bisa memenangkan Prabowo Subianto menjadi presiden.
“Biar Prabowo menang. Supaya Indonesia ke depannya lebih baik lagi,” ucap D.
Tak Tahu Ada Apa
Cerita berbeda diutarakan SA (16). Ia datang bersama 10 temannya dari Jatiuwung, Tangerang, Rabu kemarin, sekitar jam 6 sore. Tujuan SA datang ke Jalan Medan Merdeka Barat adalah mengikuti Halalbihalal 212 sambil menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi soal putusan pemilu.
Meski begitu, SA mengaku tak tahu apa yang sebenarnya sedang berlangsung di MK.
“Tidak tahu ada apa [di MK]. Memangnya MKnya di mana?” ucap SA kepada saya.
Nyaris mirip dengan SA, FA yang berusia 15 tahun juga mengaku tak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi di kawasan patung kuda dan sekitaran Gedung MK. FA hanya tahu, di kawasan tempatnya berdiri itu sedang ada halalbihalal.
“Saya izin sama orangtua, minta uang secukupnya, berangkat ke Jakarta mau halal bi halal," ujarnya di lokasi yang sama.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Mufti Sholih