tirto.id - Travis Conrad menodongkan pistolnya ke sopir taksi yang tak berdaya. Pembunuh bayaran yang insaf ini sukses menggondol mobil merah maroon. Di tempat lain, Lin Bisset—agen interpol wanita—sedang berjibaku meladeni serbuan peluru dari senapan para pembunuh bayaran.
Saat Lin mulai terdesak dan hampir jadi sasaran empuk laras senjata para musuh, tiba-tiba Travis dengan taksi curiannya sengaja menabrak dua penjahat yang bersiap menembak Lin. Travis pun jadi penyelamat. Ia langsung tancap gas membawa kabur Lin bersama rekannya yang jadi buruan penjahat.
Saat aksi Travis memundurkan taksi curian itu, nampak bagian depan mobil yang tak asing di mata orang Indonesia. Grill yang tersemat pada taksi merah itu identik dengan Toyota Avanza facelift 2007 di pasar Indonesia. Mobil yang di Indonesia yang umumnya sebagai kendaraan penumpang pribadi itu, hanyut dalam aksi kejar-kejaran dan hujan peluru yang mengenai kaca dan kabin mobil taksi.
Potongan adegan-adegan ini termuat dalam film anyar Hollywood karya sutradara Brian Smrz, berjudul 24 Hours to Live. Keberadaan Avanza dalam film yangberlatar Kota Cape Town, Afrika Selatan ini memang tak mengherankan. Di Afrika Selatan, Toyota sudah punya kantor perwakilan dengan bendera Toyota South Africa Motors (Pty) Ltd. Dalam laman resminya, Avanza masuk daftar line up yang dijual Toyota di negeri paling ujung Selatan Benua Hitam.
Di sana, Avanza tetap dengan nama yang sama seperti yang dipakai di Indonesia dan sebagai kendaraan penumpang. Di Afrika Selatan, tipe 1.3 S Avanza dijual mulai dari harga 222.400 Rands atau sekitar Rp217 juta per unit, tipe termahal 1.5 TX dibanderol 277.100 Rands atau sekitar Rp270 juta. Di Indonesia, tipe termurah Avanza sekitar Rp190 jutaan.
Selain sebagai mobil penumpang dengan kategori terjangkau di Afrika Selatan, Avanza memang digunakan secara resmi sebagai taksi antara lain oleh perusahaan taksi terkemuka di Afrika, Excite Taxi yang berdiri sejak 1994.
Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) salah satu basis produksi mobil Toyota di Indonesia menegaskan MPV Avanza termasuk mobil lansiran Toyota yang dibuat di Indonesia yang diekspor secara utuh termasuk ke Afrika Selatan. Avanza produk yang paling banyak dikirim hingga ke 33 negara di dunia.
Selain Afrika Selatan, Avanza dikirim ke Thailand, Brunei Darussalam, Meksiko, Filipina, Suriah, Mesir, Arab Saudi, Oman, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Yaman, Sri Lanka, Bangladesh, Nepal, Jordania, Libanon, Tahiti, Nigeria, Mozambique, Kenya, Angola, Madagaskar, Mauritius, West Afrika, Pakistan, Fiji, Zimbabwe, Malawi, Zambia, dan Seychelles.
Bintang ekspor Toyota lainnya dari pabrikan Indonesia antara lain Toyota Fortuner dan Kijang Innova yang diekspor masing-masing ke 14 dan 12 negara. Selebihnya ada Vios, Kijang Innova, Yaris, Agya, Rush, dan Town Ace/Lite Ace.
Pihak TMMIN menegaskan bahwa peruntukan kendaraan ekspor di negara tujuan tergantung dari distributor lokal masing-masing negara, apakah untuk murni kendaraan penumpang pribadi atau umum seperti taksi.
"Untuk ekspor, kami mengikuti permintaan dari importer (distributor). Peruntukan dari mobil tersebut nantinya akan ditentukan oleh importer (distributor) di negara tujuan,” kata Corporate Public Relations Manager TMMIN Ika Astri Kristi kepada Tirto.
Bukan Mobil “Sejuta Umat” di Afrika
Keputusan Toyota mengekspor mobil tujuh penumpang ini sudah muncul saat kali pertama mobil yang dapat julukan “sejuta umat” ini diluncurkan pada ajang Gaikindo Auto Expo Desember 2003.
Yakub Liman dalam: Astra, On Becoming The Pride Of Nation (2017:12), menjelaskan ekspor tahap awal untuk Avanza adalah ke Thailand sejak Oktober 2004, atau satu tahun setelah peluncurannya. Pada tahun pertama kemunculannya, Avanza diproduksi 70 ribu unit per tahun, sebanyak 10 ribu unit untuk ekspor.
Avanza mulai berkiprah di pasar ekspor Afrika Selatan sejak Desember 2006. Saat itu, Avanza diperkenalkan oleh Toyota pada ajang Auto Africa Motor Show. Sama hal di Indonesia, mobil ini mengincar segmen pasar mobil berharga terjangkau pada kala itu dibanderol di bawah 100.000 Rands, bila memakai kurs saat ini sekitar Rp97 juta per unit.
“Dengan Avanza kami menciptakan kelas baru kendaraan yang bisa menjangkau konsumen baru di mobil penumpang (MPV) kelas pemula,” kata Toyota Motor Corporation Executive Chief Engineer for the Avanza, Kaoru Hosokawa pada 2006 lalu.
Semenjak kemunculannya di Afrika Selatan, Avanza beberapa kali mengalami peremajaan, sama seperti asalnya di Indonesia. Generasi kedua Avanza muncul pada 2012, dan Oktober tahun lalu ada peremajaandengan penambahan teknologi keamanan untuk melengkapi fitur dual airbag yang sudah disematkan sebelumnya, dengan fitur Vehicle Stability Control (VSC) dan Traction Control yang meminimalisir kecelakaan. Dua fitur yang belum ada pada Avanza dipasarkan di Indonesia.
Dari negara tujuan ekspor, Afrika Selatan memang menjadi salah satu importir terbanyak Avanza, setidak dari laporan Gaikindo untuk ekspor Januari-September 2017, dari total 32.922 unit Avanza yang diekspor ke Asia dan Afrika, Afrika Selatan menyumbang 3.700 unit lebih atau terbanyak di Benua Afrika. Meksiko masih yang terbanyak hingga 10 ribu unit lebih. Namun, kontribusi Avanza terhadap total ekspor mobil produksi Indonesia sebanyak 170.059 unit, cukup signifikan atau hampir 20 persen.
Capaian ekspor Avanza yang tak sampai 4.000 unit memang tak seberapa dengan total pasar mobil di Afrika Selatan yang mencapai 270 ribu unit di 2016. Hal itu membuat Avanza tak masuk daftar 10 besar mobil paling laris se-Afrika Selatan. Julukannya sebagai "mobil sejuta umat" di Indonesia tak berlaku di Afrika.