Menuju konten utama

Kim Ki-Duk, Sineas Penggerak Korean New Wave Meninggal Dunia

Kim Ki-duk meninggal dunia di usia 59 tahun karena COVID-19

Kim Ki-Duk, Sineas Penggerak Korean New Wave Meninggal Dunia
Kim K duk berbicara dalam upacara pembukaan Festival Film Internasional Moskow ke-41 di Moskow, Rusia. Kantor Berita Baltik mengatakan Kim meninggal Jumat, 11 Desember 2020 setelah jatuh sakit dengan Covid-19. (Foto AP / Pavel Golovkin, file)

tirto.id - Kim Ki-duk, sutradara Korea Selatan yang memenangkan penghargaan tertinggi di Festival Film Venesia pada tahun 2012 meninggal dunia di usia 59 tahun karena COVID-19 pada Jumat (11/12/2020).

Berita ini dikonfirmasi oleh pembuat film dokumenter Rusia yang berbasis di Latvia, Vitaly Mansky dan presiden festival film dokumenter internasional di Riga. Mereka menyatakan Kim Ki Duk meninggal karena COVID-19. Namun begitu, Mansky tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar, demikian dikutip AP News.

Kematian Kim secara tidak langsung dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri di Seoul, yang mengatakan bahwa "seorang pria Korea Selatan berusia 50-an meninggal saat dirawat karena COVID-19 di sebuah rumah sakit di Latvia pada dini hari tanggal 11 Desember waktu setempat."

Namun begitu, pewarta kabar tersebut juga menolak untuk menerangkan lebih jauh karena masalah privasi. Kim datang ke Latvia pada 20 November untuk membeli rumah di Jurmala, resor tepi laut negara dekat Riga, dan mengajukan izin tinggal di sana, demikian kata salah satu penyiar di Lithuania.

Kim Ki-duk adalah salah satu sutradara yang turut serta dalam gerakan South Korean New Wave atauSinema Baru Korea Selatan, sebuah generasi yang diisi anak-anak muda yang dengan semangat, membentuk wajah sinemanya sendiri. Ia dikenal dalam filmnya yang berjudul Pieta, Arirang, Moebius, Time, The Isle, Real Fiction, hinggaBad Guy.

Kim memenangkan penghargaan utama di Festival Film Venesia tahun 2012 melalui film Pieta sebuah kisah ibu-dan-anak yang brutal tentang balas dendam dan penebusan.

Dia juga memenangkan penghargaan sebagai sutradara terbaik di festival di Venesia dan Berlin, dan mendapatkan penghargaan lain di festival Cannes 2011 untuk filmnya Arirang.

Meskipun film-filmnya sering mendapat pujian kritis, banyak penonton bioskop, terutama perempuan, menganggap film tersebut mengganggu karena kekerasan yang berlebihan dan gambaran pemerkosaan dan pengebirian.

Setahun setelah kesuksesannya Venesia, Kim menghadapi tuduhan yang lain di Korsel. Kim Ki Duk menghadapi tuduhan memukul seorang aktris di rumah dan mencoba memaksanya untuk mengambil gambar adegan seksual di luar naskah saat membuat film lain.

Hal tersebut dia bantah dan mengatakan telah terjadi kesalahpahaman, meskipun dia mengakui dia mungkin telah memukul aktris itu dalam proses penggarapan film.

Aktris itu mengundurkan diri, dan film Moebius sebuah cerita kelam dan kekerasan tentang keluarga yang terasing, diselesaikan sebagai penggantinya.

Kim didenda 5 juta won ($ 4.570) atas tuduhan penyerangan pada tahun 2018. Namun jaksa akhirnya memutuskan untuk tidak mengajukan tuduhan pelecehan seksual terhadapnya, dengan alasan tidak cukup bukti.

Karier Kim di Korea Selatan secara efektif berakhir pada 2017-18 setelah tiga aktris membuat tuduhan baru di acara berita investigasi "PD's Notebook," yang disiarkan di penyiar publik Korea MBC. Kim kemudian menggugat pidana dan perdata terhadap MBC dan aktris filmnya Moebius. Kim menggugat mereka melakukan pencemaran nama baik, tetapi klaimnya ditolak di pengadilan.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan kedutaan besarnya di Riga menghubungi keluarga pria itu dan menawarkan bantuan dalam mengatur pemakaman. Kementerian mengatakan tidak dapat merilis detail spesifik tentang pria itu kepada siapa pun yang bukan keluarga.

Baca juga artikel terkait FILM KOREA atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Film
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH