tirto.id - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tiba di Vietnam pagi ini, pada Selasa(26/2/2019) untuk menghadiri pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 27-28 Februari 2019.
Sebagaimana dikutip Associated Press (AP) News, Kim menyeringai lebar dan melambai pada kerumunan orang yang berkumpul menyambutnya. Kim turun dari kereta berlapis baja setelah perjalanan panjang dari Pyongyang melalui Cina untuk menuju konferensi tingkat tinggi (KTT) dengan Trump.
Kim yang mengenakan setelan hitam Mao kesukaannya menyalami para pejabat yang menyambutnya di Stasiun Dong Dang, di perbatasan Cina-Vietnam. Pasukan Vietnam berseragam putih dan sepatu bot hitam berdiri di sekeliling karpet merah dan di bawah bendera Korea Utara dan Vietnam.
Kerumunan orang berkumpul di sepanjang jalan dekat stasiun untuk mengibarkan bendera Korea Utara dan menebarkan bunga saat Kim melangkah ke limusin hitam dikawal puluhan pria kekar.
Kim akan dibawa ke Hanoi, ibu kota Vietnam jelang pertemuan dengan Trump esok hari. Namun, pejabat setempat enggan berbagai rincian mengenai spesifikasi pertemuan dua pimpinan negara ini.
Trump akan terbang ke Hanoi dari Washington. Pertemuan Trump dan Kim Jong-un akan menjadi pertemuan kedua dalam satu tahun terakhir. Sebelumnya, Trump dan Kim bertemu Juni 2018 di Singapura untuk membahas mengenai denuklirisasi.
Pertemuan ini, seperti dilansir Time akan menuntaskan pembahasan dari pertemuan pertama. Dalam pidatonya Trump juga menyampaikan, “Sandera kita [di Korea Utara] sudah kembali ke rumah, uji nuklir sudah selesai dan tidak ada pelepasan roket misil selama lebih dari 15 bulan,”
Pertemuan kedua ini dianggap Trump sebagai ‘A Bold New Diplomacy’ (Diplomasi Baru yang Berani) dalam pidatonya dihadapan para Kongres.
Para pjabat Hanoi mengatakan mereka hanya mmiliki waktu sekitar 10 hari untuk mempersiapkan KTT, jauh lebih singkat dari Singapura yang melakukan persiapan selama dua bulan dalam pertemuan Trump-Kim tahun lalu. Akan tetapi para pejabat menjamin kedua pemimpin negara.
"Keamanan akan berada pada tingkat maksimum," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Vietnam, Le Hoai Trung, sebagaimana dikutip AP News.
Trump juga mencuitkan pada Senin, dengan denuklirisasi secara sempurna, Korea Utara akan cepat menjadi pusat kekuatan ekonomi. Tanpanya, akan sama saja. Kim akan membuat keputusan yang bijaksana.
Meskipun beberapa pengamat mengatakan, tidak ada harapan untuk pelucutan senjata nuklir secara sempurna, beberapa harapan mengarah pada deklarasi berakhirnya perang Korea 1950-1953 secara resmi.
Kim Eui-kyeom, juru bicara kepresidenan Korea Selatan, mengatakan kedua pihak bisa sepakat untuk mengakhiri perang Korea secara formal.
Meskipun perjanjian damai mungkin masih jauh, kedua pihak bisa berdiskusi tentang kemungkinan deklarasi politik yang menyatakan perang telah selesai.
Editor: Dipna Videlia Putsanra