tirto.id - Wakil Menteri Luar Negeri, Choe Son Hui, mengatakan pada Jumat (15/3/2019), Korea Utara sangat kecewa dengan kegagalan kedua pihak dalam mencapai kesepakatan di KTT Hanoi.
Ia menilai, AS telah membuang peluang emas pada pertemuan tersebut, sebagaimana diwartakan Associated Press.
Choe mengatakan, Korut sekarang tidak memiliki niat untuk membahas atau melanjutkan pembicaraan, kecuali AS mengambil tindakan yang sepadan dengan perubahan yang diambil, seperti moratorium 15 bulan terkait peluncuran dan pengujian serta mengubah rencana politiknya.
“Saya ingin memperjelas sikap AS yang seperti gangster yang pada akhirnya akan menempatkan dalam situasi yang berbahaya. Kami tidak memiliki niat untuk berkompromi dengan AS dalam bentuk apapun, apalagi keinginan atau rencana untuk melakukan negosiasi semacam ini,” katanya.
Choe mempertanyakan klaim Trump saat konferensi pers di Hanoi, yang mengatakan Korut berusaha mencabut semua sanksi dan mengatakan pihaknya hanya mencari sesuatu yang mengarah kepada perekenomian.
Dimana pencabutan sanksi ekonomi merupakan permintaan besar yang pada dasarnya menjadi subsidi kegiatan nuklir Korea Utara yang berkelanjutan. Choe mengatakan, AS terlalu menuntut dan tidak fleksibel.
“Yang jelas adalah kali ini AS telah membuang peluang emas,” kata Choe.
“Saya tidak yakin kenapa AS menyatakan penjelasan yang berbeda. Kami tidak pernah meminta penghapusan sanksi secara keseluruhan,” katanya lagi.
"Kali ini kami memahami dengan sangat jelas bahwa Amerika Serikat memiliki perhitungan yang sangat berbeda dengan perhitungan kami," tambahnya.
Dia menolak memberikan komentar ketika ditanya mengenai laporan kemungkinan peluncuran rudal atau satelit yang sedang disiapkan oleh Korea Utara.
Sementara itu, pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un sedang bersiap membuat keputusan apakah akan melanjutkan pembicaraan diplomatic dan mempertahankan moratorium atas peluncuran rudal uji coba nuklirnya.
“Dia akan membuat keputusan dalam waktu singkat,” kata Choe.