Menuju konten utama

Khutbah Jumat Ramadhan 2024: Hukum Orang Puasa Tapi Tidak Shalat

Khutbah Jumat Ramadhan 2024 kali ini mengangkat tema hukum orang puasa tapi tidak shalat. Simak contohnya berikut ini.

Khutbah Jumat Ramadhan 2024: Hukum Orang Puasa Tapi Tidak Shalat
Ilustrasi Salat. foto/istockphoto

tirto.id - Khutbah Jumat Ramadhan 2024 bakal membahas orang yang berpuasa, tetapi tidak menjalankan ibadah shalat. Lantas, bagaimana pembahasan tema tersebut dalam khutbah jelang ibadah shalat Jumat?

Ramadhan menjadi bulan istimewa yang memberi momentum umat Islam untuk berpuasa. Ibadah ini merupakan hal yang wajib dijalani setiap muslim yang sudah baligh di bulan suci tersebut.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mengatakan jika seseorang berpuasa dengan penuh keimanan, dosa-dosa yang telah lalu bakal diampuni. Apalagi bagi orang yang mendirikan sholat di sepertiga malam demi kesempurnaan puasanya.

Meski sedang berpuasa, muslim sebaiknya juga tidak meninggalkan ibadah-ibadah wajib lainnya, seperti shalat 5 waktu. Pasalnya, shalat merupakan tiang agama dan menjadi amalan pertama saat dihisab di hari kiamat.

Contoh Khutbah Jumat Ramadhan 2024: Hukum Orang Puasa Tapi Tidak Shalat

Berikut adalah contoh khutbah Jumat di bulan Ramadhan 2024 dengan tema "Hukum Orang Puasa Tapi Tidak Shalat", beserta doa penutup:

Khutbah I

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد

قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah....

Puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas kesempatan yang diberikan kepada kita untuk mengikuti shalat Jumat di hari yang mulia ini. Sebagai hamba-Nya, izin Allah SWT merupakan kunci atas berjalannya segala hal.

Tidak lupa pula, sholawat dan salam juga bisa kita tujukan kepada Nabi Muhammad SAW, sang nabi akhir zaman, serta Rasul yang sudah menunjukkan jalan terbaik untuk umat manusia.

Jamaah Jumat sekalian yang berbahagia.....

Bulan Ramadhan sudah dilalui oleh umat Islam di seluruh dunia hampir separuh jalan. Bulan yang penuh kemuliaan ini menjadi ajang setiap muslim untuk memperkuat iman serta takwa kepada Allah SWT.

Puasa tentu menjadi ibadah wajib dan utama selama bulan Ramadhan. Perintah untuk menjalankan puasa dari Allah SWT termaktub dalam surah Al Baqarah ayat 183 di kitab Al Quran berikut ini:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ۝١٨٣

yâ ayyuhalladzîna âmanû kutiba ‘alaikumush-shiyâmu kamâ kutiba ‘alalladzîna ming qablikum la‘allakum tattaqûn

Artinya:"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,".

Di luar puasa, shalat termasuk amalan yang juga wajib dijalankan. Hal ini merupakan kewajiban pokok yang setara dengan puasa di bulan Ramadhan, selain zakat dan haji.

Akan tetapi, terkadang pula muncul suatu pertanyaan, bagaimana jika ada orang yang berpuasa Ramadhan, tetapi meninggalkan shalat? Bagaimana hukum untuk menyikapi kasus tersebut?

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT...

Pada dasarnya, pertanyaan ini bisa dicari jawabannya dengan menyelidiki terlebih dahulu, apa sebenarnya yang menyebabkan orang meninggalkan shalat wajib saat sedang berpuasa.

Menurut kitab Taqriratus Sadidah fi Masail Mufidah karya Hasan Bin Ahmad al-Kaf, terdapat dua kondisi yang melatarbelakangi seseorang tidak melaksanakan shalat wajib: 1) karena mengingkari kewajiban 2) karena malas.

Merujuk pada pendapat di atas, orang yang meninggalkan shalat karena ingkar terhadap kewajiban, sedangkan dia masih berpuasa, maka puasanya akan batal. Sebab, suatu bentuk pengingkaran dari kewajiban adalah murtad. Adapun bila hal itu didasari oleh rasa malas, maka puasanya tidak batal secara esensial dan status orang tersebut akan tetap muslim.

Jamaah Jumat yang berbahagia....

Walaupun puasa orang tersebut tidak batal secara esensial, bobot puasanya tidaklah bernilai apa-apa. Sebaliknya, pahalanya justru bisa berkurang. Menurut Hasan Bin Ahmad al-Kaf, perbuatan ini termasuk dalam muhbithat, yaitu perbuatan yang merusak pahala, kendati tak diwajibkan qadha.

Dengan demikian, meninggalkan shalat karena malas tidak mengganggu sah atau tidak sahnya puasa, namun bakal merusak pahala puasa. Jika tak mengerjakan shalat karena ingkar, maka tersebut puasa otomatis batal.

Akan tetapi, perlu diingat, jamaah Jumat yang saya hormati, penjelasan mengenai hukum ini bukan berarti mengesampingkan kedudukan shalat dalam Islam.

Shalat tetap wajib dilakukan, apalagi shalat lima waktu. Sebab, shalat adalah tiang agama, seperti dikatakan oleh hadist berikut ini:

رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ

Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak perkaranya adalah jihad.” (HR. At-Tirmiżī no. 2616, hasan).

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. إنَّ اللهَ وملائكتَهُ يصلُّونَ على النبِيِّ يَا أيُّهَا الذينَ ءامَنوا صَلُّوا عليهِ وسَلّموا تَسْليمًا

اللّـهُمَّ صَلّ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا صلّيتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيم وبارِكْ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا بارَكْتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيمَ إنّكَ حميدٌ مجيدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا

Ya Allah, Ya Rabb, hanya dalam kuasa-Mu segala apa yang terjadi pada hamba-Mu ini, tiada daya dan upaya selain keagungan-Mu. Ya Allah, jadikanlah segala nikmat dan titipan-Mu menjadikan hamba-Mu semakin pandai bersyukur.

Berikanlah kekuatan iman dan Islam kepada kami, ya Allah. Tuntunlah setiap langkah kami dijalan-Mu, ya Allah. Curahkanlah segala rahmat dan karunia-Mu kepada keluarga dan anak-anak kami, ya Allah

Ya Allah, ya Rabb, di hari yang engkau ciptakan ini, ajarkanlah kami agar senantiasa menempatkan-Mu ditempat yang paling agung, karena kami sadar seringkali dunia ini lebih kami pentingkan daripada Engkau ya Allah.

Ya Allah, wahai yang maha Menatap, wahai yang maha Agung dan maha Perkasa, Engkaulah yang Maha Tahu, ampunilah sebusuk apapun diri-diri kami selama ini, ampuni sekelam apapun masa lalu kami, tutupi seburuk apapun aib-aib kami, ampunilah kami ya Allah. Bukakan lembaran-lembaran baru yang bersih yang menggantikan lembaran yang kelam, masa lalu kami.

Ya Allah, ampuni dan selamatkan orang tua kami, darah dagingnya melekat pada tubuh kami, ya Allah. Ampuni jika selama ini kami telah menzhaliminya, jadikan sisa umur kami menjadi anak yang tahu balas budi, ya Allah.

Ya Allah, lindungi kami dari mati suul khitimah, lindungi kami dari siksa kubur-Mu ya Allah

Ya Allah, satukanlah hati kami dalam ketaatan dan keistiqamahan dalam menjalankan kewajiban-Mu ya Allah

Jadikanlah kami orang-orang yang istiqamah dijalan-Mu, ya Allah. Anugerahkanlah segala kemuliaan-Mu kepada hamba-Mu ini, ya Allah.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ .

عباد الله، ان الله يأمر بالعدل والاحسان وايتاء ذي القربي وينهي عن الفحشاء والمنكر والبغي لعلكم تذكرون فاذكروا الله العظيم يذكركم واسألوه من فضله يعطكم ولذكر الله اكبر

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2024 atau tulisan lainnya dari Ahmad Yasin

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ahmad Yasin
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Fitra Firdaus